Polda Jatim Kolaborasi dengan Ponpes Wali Barokah Bentengi Santri dari Pengaruh Radikalisme

Polda Jatim Kolaborasi dengan Ponpes Wali Barokah Bentengi Santri dari Pengaruh Radikalisme Ketua Ponpes Wali Barokah Kediri Drs. KH. Sunarto saat memberi sambutan. Foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Polda Jawa Timur melalui Ditbinmas berkolaborasi dengan Kota Kediri menggelar penyuluhan, pencegahan, dan penanggulangan radikalisme, terorisme, dan intoleransi, Selasa (23/7/2024).

Kegiatan yang digelar di  itu diikuti 500 santri, guru, dan pengurus pesantren setempat.

Kasubditbintibsos Ditbinmas , AKBP Bahrun Nasikin, mengatakan santri wajib pembekalan tentang wawasan kebangsaan. Sebab, mereka merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjadi stakeholder generasi emas.

"Di antara yang menghambat generasi emas itu adalah maraknya terorisme dan radikalisme. Sehingga adik-adik kita beri wawasan agar mereka memiliki anti body, ketika di lapangan bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat," ucapnya.

Melalui pembekalan ini, Bahrun berharap para santri Kediri yang nantinya menjadi ustadz dan ustadzah jadi kepanjangtanganan untuk menyebarkan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan kepada masyarakat.

Sebab, Indonesia adalah negara yang sangat majemuk dan beragam, sehingga sangat potensi untuk diadu domba.

"Sangat efektif apabila para ustadz dan ustadzah ini yang menyampaikan kepada mereka. Sehingga ada kewaspadaan. Ini sebagai upaya preemtif, sebagai penangkalan dan pencegahan," tambah Bahrun.

Dalam kesempatan itu, Bahrun memberikan pengenalan Indonesia secara menyeluruh, supaya santri paham tentang dasarnya Pancasila, bentuk NKRI, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, serta Konstutusi UUD 1945.

Sementara Ketua Kediri Drs. KH. Sunarto, menyambut baik kegiatan tersebut.

Menurutnya, pembekalan tentang wawasan kebangsaan dari kepolisian ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di lingkungan pondok.

"Kami menyadari akan hal itu, memang karena tantangan ke depan selain narkoba, ada sekelompok orang tertentu yang ingin mengganti falsafah dasar negara Pancasila menjadi negara yang berdasarkan agama," tuturnya.

Ia menegaskan bahwa sejak awal berdiri sampai sekarang memiliki dua prinsip beragama Islam sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Serta, prinsip berkebangsaan menjaga keutuhan NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, serta keberagaman.

"Dengan begitu, manfaat yang dirasakan para santri adalah kerukunan, kekompakan, dan kerja sama yang baik di antara sesama," tambahnya. (uji/rev)

Lihat juga video 'Akhirnya, Putra Kiai Jombang Tersangka Pencabulan Santriwati Serahkan Diri ke Polda Jatim':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO