Sunan Gus Dur dan Nabi Khidir

Sunan Gus Dur dan Nabi Khidir M. Mas'ud Adnan

Gus Dur memang tokoh sufi yang sulit dipahami oleh masyarakat umum. Bahkan sebagian kiai menyebut Gus Dur mirip Nabi Khidir. Maklum, perilaku Gus Dur sering kontroversial. Namun di balik kontroversinya itu sering mengandung kebenaran di kemudian hari. Paling tidak, sering jadi tanda-tanda untuk peristiwa yang akan terjadi di kemudian hari. Jadi mirip dengan Nabi Khidir.

Memang sikap sufi dan ikhlas inilah yang menjadi ciri khas Gus Dur. Karena itu mudah dipahami jika Tuhan selalu memberi derajat tinggi terhadap mantan ketua umum PBNU tiga periode itu. Maklum, selama hidupnya tokoh demokrasi itu selalu memberikan manfaat dan barakah kepada orang lain. Bahkan ketika wafatpun Gus Dur terus memberikan manfaat dan barakah kepada orang yang masih hidup.

Kita bisa menyaksikan bagaimana tiap hari orang berziarah ke makamnya di Pesantren Tebuireng. Terutama hari Jumat, Sabtu dan Minggu, gelombang massa terus mengalir secara berombongan dari berbagai daerah. Mereka datang ke pusara Gus Dur yang berdekatan dengan makam Mbah Hasyim Asy’ari, KHA Wahid Hasyim dan KHM Yusuf Hasyim. Mana ada tokoh wafat di jaman sekarang dibanjiri massa peziarah sampai ribuan tiap hari seperti Gus Dur. Apalagi umumnya masyarakat sekarang sangat pragmatis. Malas bepergian jika tanpa memberi keuntungan material.

Karena itu ada sesuatu yang di luar nalar ketika kita menyaksikan massa berduyun-duyun datang ke pusara Gus Dur. Artinya, hati mereka memang digerakkan langsung oleh Allah SWT. Sebab – seperti kata Gus Mus, Gus Dur adalah tokoh istimewa yang dikirim langsung oleh Allah SWT. Sehingga massa terus mengalir untuk mendoakan presiden RI keempat itu.

Barokah Gus Dur tampak sekali pada masyarakat di sekitar Pesantren Tebuireng. Perekonomian di sekitar Pesantren Tebuireng menggeliat bangkit. Inilah salah satu barokah Gus Dur yang kasat mata.

Pedagang kaki lima yang notabene orang kecil dan awam berjejer menikmati barokah Gus Dur. Tukang parkir sibuk mengatur bus-bus rombongan massa yang ziarah ke makam Gus Dur. Warung makan, penjual jasa toilet, musalla, rumah kontrakan, kaset-video tentang Gus Dur, toko asesoris, buku tentang Gus Dur (termasuk buku saya yang berjudul Gus Dur Hanya Kalah dengan Orang Madura) juga dapat barokah Gus Dur. Buktinya semua laris dibeli para peziarah.

Bahkan gang-gang di Tebuireng mirip kawasan Ampel, tempat Sunan Ampel Raden Rakhmat dimakamkan atau kawasan walisongo di berbagai tempat. Karena itu wajar jika Gus Dur dijuluki Sunan Gus Dur atau walisongo yang ke-10. Dan wajar pula jika NU saat dipimpin Gus Dur penuh wibawa sampai dunia internasional.

Penulis adalah direktur HARIAN BANGSA dan banyak menulis buku tentang Gus Dur, diantaranya Gus Dur hanya Kalah dengan Orang Madura dan Gus Dur Akrobat Politik ala Nabi Khidir.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO