JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Meski kedua belah pihak membantah ada hubungan asmara antara Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu dengan staf ahlinya Dita Aditia (27 tahun) hingga terjadi pemukulan, namun ungkapan adanya jalinan cinta tak bisa dielakan.
Setidaknya hal itu terungkap saat Dita Aditia Ismawati menyambangi kantor Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH Apik) di kantor LBH Apik, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Baca Juga: Diduga ada Orang Ketiga, Pendeta di Surabaya Aniaya Istrinya
Kehadiran Dita di kantor LBH Apik guna meminta bantuan hukum atas dugaan tindak penganiayaan yang dilakukan oleh Masinton Pasaribu pada tanggal 21 Januari 2016 lalu. Sayangnya pertemuan antara Dita dengan pengurus LBH Apik berlangsung tertutup.
Usai pertemuan, Direktur LBH Apik Jakarta Ratna Bataramunti mengungkapkan kepada wartawan, dari pengakuan Dita, tidak ada hubungan cinta antara Masinton dengan dara berusia 27 tahun tersebut. "Sejauh ini menurut Dita enggak ada relasi (asmara) dan enggak ada ungkapan perasaan," kata Ratna Bataramunti.
Hanya saja memang dari pengakuan Dita, Masinton bersikap lebih protektif kepada Dita dan terkadang mengumbar sikap cemburu kala Dita berhubungan dengan lelaki.
Baca Juga: Pelaku Pengeroyokan di SPBU Sidoarjo Ditangkap Polisi
Dari pengakuan Dita, Masinton juga sesekali menunjukkan rasa pedulinya terhadap staf ahlinya itu. Masinton melarang Dita untuk pulang malam dari kantor. "Awalnya dia enggak masalah diproteksi gitu. Tapi ke sininya kayak model cemburu," imbuh Ratna.
Namun kepedulian Masinton hanya dianggap Dita sebagai seorang mentor politik saja. Dita mengakui bahwa Masinton memberikan banyak pelajaran politik kepadanya.
Usai pemukulan, berbagai cara dilakukan politisi PDIP, Masinton Pasaribu untuk menutup kasus penganiayaan kepada Dita Aditya Ismawati. Masinton disebutkan pernah menemui ibu Dita untuk membahas agar apa yang terjadi atas Dita tak dibocorkan.
Baca Juga: 3 Pelaku Penganiayaan Hingga Tewaskan Korban di Tanggulangin Sidoarjo Ditangkap
"Dia (Masinton) mendekati ibunya supaya tidak membuat ramai. Tapi ini sudah yang kedua kali, jadi sudah tepat dilaporkan," ujar Ratna Bantara Mukti usai mengadukan kasus ini ke MKD di Senayan, Jakarta, Selasa (27/1).
Kedatangan Ratna sudah dinanti-nanti para jurnalis. Mereka berharap ketika melaporkan Masinton, Dita hadir. Begitu mendengar Dita sudah tiba di lobi Nusantara II, para jurnalis yang tadinya bergerombol di depan ruang MKD bergegas turun ke lobi.
Namun mereka kecele karena justru yang datang hanya Ratna dampingi seorang stafnya. Begitu naik ke elevator menuju ruang MKD, Ratna sama sekali tak menjawab pertanyaan wartawan.
Baca Juga: Anggap Kehidupan Korban Lebih Baik, Seorang Pria di Tenggumung Surabaya Bacok Tetangganya
Dia lalu menuju ke sekretariat MKD. Sepuluh menit kemudian, dia keluar dari ruang sekretariat menuju ke ruang MKD. Puluhan wartawan mencegatnya. Ratna bilang, kedatangannya ke MKD untuk melaporkan Masinton yang diduga melakukan penganiayaan terhadap kliennya Dita. "Kami melaporkan Masinton ke MKD, " tegasnya.
Alat bukti yang dilaporkan dan diserahkan ke MKD menurut dia adalah kronologis penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Masinton. Tak itu saja, Ratna juga membawa bukti-bukti foto Dita dalam kondisi lebam. "Termasuk hasil visum Dita yang dikeluarkan pihak rumah sakit," kata Ratna.
Sementara Sekretaris Fraksi Partai Nasdem di DPR, Syarief Abdullah Al Kadrie menegaskan, persoalan antara Masinton Pasaribu dengan Dita Aditia Ismawati bukan persoalan antara partainya dengan PDIP.
Baca Juga: Kasus Penganiayaan Pemilik Resto Jalan di Tempat, Ini Respon Polrestabes Surabaya
Syarief menjelaskan, persoalan itu murni persoalan pribadi Masinton dengan Dita. "Tidak ada persoalan antara Partai Nasdem dengan PDIP, atau Nasdem dengan Masinton," kata Syarief.
"Kalau ada pengacara dari Nasdem ikut membantu persoalan Dita, itu terpanggil sebagai profesional, membela personal bukan secara organisasi," imbuhnya.
Sementara Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Trimedya Panjaitan menyatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta Fraksi PDIP mengawal kasus Masinton Pasaribu, yang dilaporkan ke polisi karena diduga memukul asisten pribadinya, Dita Aditia Ismawati. "Diluruskan sesuai dengan prosedur yang ada," katanya, mengutip permintaan Megawati, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/2).
Baca Juga: Polres Madiun Kota Tetapkan Beberapa Tersangka Pengeroyokan oleh Geng Sakura
Hingga kini, menurut Trimedya, Fraksi PDIP belum secara tertulis memutuskan langkah fraksinya atas kasus yang membelit Masinton. "Tapi, dalam rapat fraksi, iya. Banyak kebijakan partai dan fraksi yang sifatnya rahasia. Tapi kami sudah menyarankan Masinton menemui keluarga Dita," ucapnya.
Fraksi PDIP, menurut Trimedya, telah mengusulkan kepada Masinton untuk menyelesaikan masalah itu secara musyawarah. Saat ini, kata dia, Fraksi PDIP yakin terhadap kronologi versi Masinton. "Bukan dia yang melakukan. Pastinya, PDIP akan memberi bantuan hukum," katanya.
Trimedya menyatakan adanya aroma politis dalam kasus yang melibatkan Masinton dan Dita. Dia meminta Masinton tetap tegar. "Ini risiko terhadap sikap kritis dia dalam banyak hal. Dia kan rising star di DPR dan Komisi III. Ini pembelajaran bagi dia agar lebih hati-hati," tuturnya.
Baca Juga: Tak Terima Rumahnya Jadi Tempat Parkir, Warga Banyuwangi Bacok Tetangganya saat Tahlilan
Sedangkan Organisasi sayap PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) bereaksi keras terkait kasus dugaan pemukulan anggota DPR Komisi III PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu, terhadap staf pribadinya yang merupakan anggota Partai Nasdem Dita Aditia. Melalui salah satu deklarator yang juga Ketua DPN Repdem, Wanto Sugito, pihaknya meminta meminta Partai Nasdem besutan Surya Paloh jangan ikut campur dalam kasus tersebut.
"Nasdem jangan ikut gosok, jangan ikut campur. Kasus ini kental muatan politiknya ketimbang murni soal pemukulan. Masinton selaku Ketum kami tak mungkin memiliki karakter sejahat seperti yang dituduhkan publik selama ini," ujar Wanto dalam keterangan persnya di kantor Cikini, Jakarta Pusat.
Pria yang akrab disapa bung Klutuk ini meminta DPP PDI Perjuangan mengoreksi kembali hubungan dengan Nasdem jika masih terus alergi terhadap sikap kritis Masinton Pasaribu di komisi III DPR belakangan ini.
Baca Juga: Lansia di Malang Meninggal Usai Dianiaya Tetangganya di Dekat Makam Leluhur
"Nasdem jangan ikut campur, lebih baik kita cerai saja. Ini nafas politik. Bukan murni kasus kekerasan. Sebagai kawan, saya telah menghubungi Masinton, dan dia klarifikasi tidak melakukan penganiayaan seperti yang dituduhkan Dita, " kata Bung Klutuk.
Di sisi lain, laporan Dita ke Bareskrim ditanggapi serius pihak Polri. Kasus dugaan penganiayaan yang dilaporkan Dita Aditia Ismawati kini ditangani Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri dengan terlapor Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP Masinton Pasaribu. Pelapor kasus ini akan diperiksa pekan ini.
"Hari ini membuat dan mengantarkan surat panggilan terhadap pelapor dan temannya (Wibi Andrino yang menemani Dita melapor)," kata Kabag Penum Polri Kombes Suharsono, Selasa (2/2).
"Kalau enggak salah Kamis pekan ini dipanggil sebagai saksi pelapor," sambungnya.
Selain itu, lanjut Suharsono, penyidik ke depan juga akan memanggil Masinton untuk diperiksa dan dimintai keterangan.
Saat disinggung soal pemanggilan Anggota DPR yang harus seizin presiden, Suharsono menyebut hal itu hanya masalah teknis belaka. "Kalau (Masinton) enggak dipanggil kan enggak selesai perkaranya," tandasnya. (mer/rol/kcm/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News