NGAWI, BANGSAONLINE.com - Banjir mulai menggenangi beberapa kawasan desa di Ngawi Jum’at dini hari, (12/02). Banjir ini merupakan kiriman dari luapan Kali Madiun. Terpantau, banjir tersebut merendam 6 desa di Kecamatan Kwadungan dan Kecamatan Pangkur.
Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi, 5 desa di Kecamatan Kwadungan terendam banjir antara lain Simo, Sumengko, Tirak, Purwosari dan sebagian di Kendung. Sedangkan di Kecamatan Pangkur hanya satu desa yang kena dampak banjir yakni di Waruk Tengah. Rata-rata ketinggian air dari beberapa titik yang diukur mencapai 30 centimeter sampai 1,5 meter.
Baca Juga: Pascabanjir, Polres Ngawi Aktif Pantau Debit Air
“Kalau kawasan sawah atau area pertanian banjir mulai masuk pada dini hari. Kemudian selang dua jam kemudian baru merendam kawasan perumahan. Kami sudah instruksikan kepada penduduk setempat agar waspada adanya banjir kiriman,” terang Kepala BPBD Ngawi Eko Heru Tjahjono kepada wartawan, Jum'at (12/2).
Namun untuk berapa rumah yang terendam, kata Heru, belum diakumulasi. Hanya saja diprediksi lebih dari 50 rumah yang terendam. Sedangkan untuk area pertanian, setidaknya lebih dari 50 hektar sawah berisi tanaman padi siap panen terendam.
“Banjir ini tidak lain disebabkan meluapnya Kali Madiun yang kebetulan melintas di dua kecamatan itu. Kalau Madiun, Magetan dan Ponorogo intensitas hujanya tinggi otomatis yang kena dampak, ya di Ngawi ini,” terangnya.
Baca Juga: Masuki Musim Penghujan, BPBD Ngawi Lakukan Pemetaan Wilayah Rawan Bencana
Disinggung tentang kondisi Bengawan Solo, diakui Heru, mulai Kamis malam kemarin, (11/02) sekitar pukul 10.00-11.00 WIB sudah mencapai level siaga merah.
“Kondisi sekarang ini Bengawan Solo setiap per satu jamnya ketinggian air terus mengalami kenaikan mencapai 20 centimeter. Dan itu dipastikan akan mengalami kenaikan terus karena kondisi baik Ngawi maupun Solo cuaca hujan terus,” pungkasnya. (nal/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News