BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Ketua PC PMII Bojonegoro, Ahmad Syahid menyayangkan sikap aparat kepolisian yang melakukan aksi kekerasan terhadap mahasiswa saat melakukan aksi demo di depan kantor Kejari, Rabu (30/3).
"Kami sangat menyayangkan aparat kepolisian yang melakukan pengamanan, kenapa langsung main sikat (pukul), hanya gara-gara terpancing dengan hal-hal sepele," ujar Ahmad Syahid usai demo.
Baca Juga: Demo Pertanyakan Deposito APBD, PMII Bojonegoro Beri Kartu Kuning Bupati Ana Muawwanah
Sebelumnya, satu mahasiswa bernama Kamaludin (23), diamankan petugas ke Mapolres Bojonegoro. Ia dianggap sebagai provokator kericuhan. Ia sempat ditahan di ruang Satuan Intelkam, Polres Bojonegoro sebelum dijemput oleh ketua PMII, Ahmad Syahid.
"Langkah kami selanjutnya akan membawa Kamaludin (mahasiswa yang sempat diamankan,red) ke LBH (lembaga bantuan hukum) dan melakukan visum," paparnya Syahid.
Ia menduga Kamal sempat dipukul oleh anggota kepolisian. Oleh karena itu pihaknya akan melakukan upaya jalur hukum.
Baca Juga: Bentuk Solidaritas, PMII dan HMI Bojonegoro Gelar Aksi Hingga Salat Ghaib di Polres
Sementara itu Kepala Bagian Operasional (KBO) Shabara Polres Bojonegoro, Iptu Mat Lazim mengungkapkan, anggota yang melakukan pengamanan emosi karena mahasiswa mengatakan ucapan-ucapan yang tidak pantas kepada polisi. Sehingga, ucapan itu menyinggung beberapa anggota polisi dan terjadilah kericuhan.
"Tidak seharusnya mereka mengatakan ucapan-ucapan seperti itu. Mereka masih untung sering demo kita lakukan pengamanan," paparnya.
Diberitakan BANGSAONLINE.com sebelumnya, sekitar 25 mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bojonegoro, menggelar aksi demo di depan kantor kejaksaan negeri (Kejari) setempat, Rabu siang (30/3).
Baca Juga: Demo, PMII Bojonegoro Soroti Kartu Petani Mandiri Bupati
Dalam aksi demo menuntut agar Kejari melakukan pengusutan tuntas kasus korupsi di Bojonegoro itu terjadi kericuhan. Mahasiswa dengan aparat keamanan terlibat baku hantam di depan gedung Kejari Jalan Kartini, Bojonegoro. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News