SURABAYA (bangsaonline) - Rembug warga menjadi kearifan lokal(local wisdom) yang harus terus dikembangkan. Rembug bisa menjadi solusi terhadap konflik sekaligus menjaga silaturahim antar warga.
“Rembug warga adalah wujud implikasi dari pelaksanaan musyawarah mufakat yang menjadi jati diri Bangsa Indonesia.Liberalisme positif di efisiensi, namun pada kelompok kecil akan kalah jika dilepas. Jika penguasa menjalankan tekanan berlebihan untuk mencapai konsensus dengan membungkam suara rakyat, masyarakat akan hancur dari atas. Untuk itu, melalui rembug warga inilah berbagai pendapat dari masyarakat bisa didengarkan dan dapat membantu pemerintah menentukan kebijakan yang tepat,” ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Selasa (27/4/2014).
Baca Juga: Pakde Karwo Berlabuh ke Partai Golkar
Ia mengatakan, rembug, komunikasi, dialog, interaksi publik, dan partisipasi politik menjadi kata kunci dalam praktik demokrasi. Setiap permasalahan harus dirembug dan dibicarakan. Di dalam pembangunan ruang publik, rembug dilakukan pembicaraan. Budaya rembug warga menjadi penting dikembangkan. Masyarakat harus bersedia menerima perbedaan satu sama lain, dan mengakui pihak lain mempunyai hak yang sah secara hukum.
Lebih lanjut disampaikannya, kegagalan membangun ekonomi, karena tidak ada ruang publik untuk membangun perbedaan pendapat. Demokrasi memberikan ruang publik untuk berdialog. Ekonomi dan kesejahteraan tidak bisa dibangun jika cara berpikir kita tidak meletakkan kemajemukkan dalam demokrasi. “Untuk itu, peran rembug warga dan musyawarah mufakat sangat penting. “Tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang, jika rembug warga dan musyawarah mufakat diterapkan dalam kehidupan ini,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News