KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pasca penutupan lokalisasi Balongcangkring, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto diprediksi bakal kesulitan mengendalikan penularan virus Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS). Padahal, jumlah penderita penyakit mematikan di wilayah ini tiap tahun mengalami kenaikan cukup signifikan.
Data Dinkes setempat menyebut, jumlah penderita HIV mencapai 53 orang, sementara penderita AIDS 26 orang. Angka penderita AIDS naik, sampai dengan Juni tahun ini jumlah penderita HIV : 34 orang sementara penderita AIDS mencapai 36 orang.
Baca Juga: Pelaku Layanan Sex Threesome Vila Trawas Diringkus
"Jumlah pasien AIDS memang naik," kata Kepala Dinkes Kota Mojokerto, Cristiana Indah Wahyu, (8/8) kemarin.
Mantan Wadir RSU ini menyebut peningkatan pasien AIDS ini terbanyak dikarenakan migrasi penyakit dari HIV ke AIDS. "Berdasar laporan yang ada, peningkatan pasien AIDS lebih karena faktor perubahan status HIV ke AIDS. Mesti ada temuan penderita baru," tambahnya.
Perubahan status HIV ke AIDS ini, lanjut ia, lebih dipicu karena gaya hidup penderita. "Misalnya, karena perilaku tidak sehat atau seks menyimpang dan atau penggunaan obat-obat terlarang," cetusnya.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus, Calon Pengantin Bakal Dites AIDS
Indah mengakui, penutupan lokalisasi Balongcangkring berdampak terhadap pencegahan penularan penyakit ini. "Pustu (Puskesmas Pembantu) Cakar Ayam yang dulu buka setiap hari, sekarang seminggu dua kali. Padahal, pustu di ini menjadi pustu yang berada paling dekat dengan BC," tambahnya.
Sebagai pustu andalan, pihak Dinkes menempatikan sejumlah tenaga ahli yang melayani pengecekan darah dan konseling. "Tenaga ahli kami ditarik ke Puskesmas Mentikan, sedangkan kegiatan konsul di Cakar Ayam buka seminggu dua kali saja."
Diungkapkannya, untuk mengendalikan penyebaran HIV/AIDS pihaknya harus kerja ekstra. Yakni membuka loket Visite Voluntire Consuling di RSUD dan Puskesmas. Kegiatan ini, hanya menunggu konsultasi sukarela dari warga rawan AIDS.
Baca Juga: Dinkes Kota Mojokerto Temukan 71 ODHA HIV/AIDS Baru
Di kota ini, pihak Dinkes bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) untuk mengendalikan penularan virus. Penyakit ini ditandai dengan diare dan sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto, Djunaedi Malik mengaku prihatin dengan tingginya angka penderita HIV/Aids di Mojokerto. Oleh karena itu, katanya, KPA Kota Mojokerto didesak melangkah secara konkret untuk menekan laju penyebaran virus ini dengan membentuk satgas Penanggulangan HIV /Aids.
"Saya harapkan satgas Aids efektif. Seluruh potensi masyarakat bisa dilibatkan dalam satgas ini agar efektif menanggulangi laju penyebaran HIV/AIDS," tuturnya. (yep/rev)
Baca Juga: 729 Faskes Siap Layani Pengidap HIV-AIDS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News