Kali Madiun dan Bengawan Solo Meluap, Ribuan Hektare Sawah Terancam Gagal Panen

Kali Madiun dan Bengawan Solo Meluap, Ribuan Hektare Sawah Terancam Gagal Panen Salah satu areal persawahan yang terkena banjir di Kecamatan Kwadungan.

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Banjir kembali melanda beberapa tempat wilayah Ngawi, Senin (10/10). Kali ini banjir mengancam ratusan hektare lahan pertanian, khususnya tanaman padi di Ngawi. Banjir ini akibat luapan Kali Madiun maupun Bengawan Solo.

Seperti di Kecamatan Kwadungan, diprediksi saat ini ada ratusan hektare tanaman padi di wilayah tersebut terancam gagal panen akibat terendam banjir. Dampaknya pun jelas. Para petani bakal gigit jari lantaran hasil yang digadang-gadang untuk mencukupi kebutuhan perekonomian mereka ludes diterjang ganasnya alam. Para petani berharap pemerintah bisa memberikan bantuan ganti rugi akibat bencana alam ini.

Menyangkut hal itu, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura (Disperta) Kabupaten Ngawi Marsudi memastikan gagal panen akibat bencana alam tidak dapat ganti rugi. Kecuali ganti rugi gagal panen yang diberikan petani karena mengikuti program asuransi usaha tani dari PT Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo).

“Gagal panen akibat bencana alam bisa mendapat ganti rugi bagi mereka (petani) asal mengikuti asuransi usaha tani melalui Jasindo. Jika belum tentu tidak bisa dibayarkan,” terang Marsudi, kepala Disperta Kabupaten Ngawi melalui telepon selular, Senin (10/10).

Beber dia, untuk di wilayah Ngawi sekarang ini yang telah mengikuti asuransi usaha tani baru mencakup sekitar 9 ribu hektare lebih. Setiap hektarenya akan mendapat ganti rugi Rp 6 juta dengan membayar premi setiap bulannya Rp 36 ribu.

Tentunya, lanjut Marsudi, klaim asuransi bisa dibayarkan ke petani apabila kerusakan lahan pertaniannya lebih dari 75 persen. Jika di bawah limit, tentu PT Jasindo belum bisa membayarkan uang ganti rugi. Bicara bencana alam yang telah merendam ratusan hektare lahan pertanian padi di Kecamatan Kwadungan, sampai sekarang ini pihaknya belum bisa memastikan berapa luasannya.

“Kalau berapa luasan area pertanian di Kwadungan yang rusak akibat terendam banjir, yang jelas sampai kini belum bisa dipastikan berapa luasnya. Karena tim dari POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) dari provinsi masih melakukan pendataan di lapangan bersama petugas kita,” jelas Marsudi.(nal/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO