Dituding Omeli Ulama, Nusron: Wajah Saya Gak Ganteng, Kalau Ngomong Seperti Melotot

Dituding Omeli Ulama, Nusron: Wajah Saya Gak Ganteng, Kalau Ngomong Seperti Melotot Nusron Wahid. foto: detik.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pernyataan Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyebut “dibohongi pakai Surat Al Maidah ayat 51” di Kepulauan Seribu terus menuai kontroversi, meski Ahok sudah minta maaf kepada umat Islam.

Dalam acara Lawyer Indonesia Club (ILC) di TVOne, Rabu malam, kasus tersebut kembali panas setelah secara lantang mengatakan bahwa hanya Allah SWT yang tahu makna sebenanrya Surat Al-Maidah, bukan Majelas Ulama Indonesia (MUI). Padahal siangnya MUI mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Ahok dianggap menghina Islam dan ulama.

”Saya ingin menegaskan di sini, yang namanya text apapun itu bebas tafsir, bebas makna, yang namanya Alquran, yang paling sah untuk menafsirkan dan yang paling tahu tentang alquran itu sendiri adalah Allah SWT dan Rasulnya Muhammad SAW dan Bukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) , Bukan Ahmad Dhani, bukan Daniel Simanjuntak," tegas , salah satu ketua PBNU dan ketua DPP Golkar yang sangat gigih mendukung Ahok dalam pilkada DKI Jakarta.

Ustaz Yusuf Mansur pun mengaku menangis melihat penampilan Nusron itu. Ia mengunggah Nusron dan menuliskan caption cukup panjang di akun Instagramnya.

"Saya dan kita semua, berdoa, dan doakan Pak Haji Nusron. Spy tdk amarah. Apalagi sampe penuh amarah. Tdk arogan. Menghargai ulama, menghargai para guru, yang dari para gurunyalah Nusron bs baca Ayat Suci. Kalau bukan dari para guru dan para ulama, yang terus bersambung kepada Rasul, darimana beliau dan kita semua bisa tau baca dan paham makna ayat demi ayat?" tulisnya dalam akun @yusufmansurnew.

"Satu hal. Nusron sahabat kita. Sama2 ummat Nabi. Adalah salah kalau kita yang malah saling berperang. Adalah salah kalau kita yang malah saling menyerang. Semoga tidak perlu lagi di antara kita saling menyerang sendiri. Jangan ampe salah milih musuh."

"Jadi, saling meluruskan, boleh. Saling menasihati boleh. Tapi jadi saling bertikai, meledek, merendahkan, tidak menganggap, satu sama lain, maka itu yg ga boleh. Hrs krn Allah semua. Dan yang terpenting, saling doa. Jangan biarkan justru kita yang saling berantem.

Saya pribadi, banyak2 minta didoakan. Bertambah lagi pelajaran u saya anak bawang ini. Untuk menghargai orang2 tua, utamanya para guru dan ulama. Tidak meninggikan suara di hadapan ulama. Apalagi disaksikan jutaan orang. Yg kelak akan jadi value tersendiri. Value yg ngeri kalau jd standar anak2 muda. Oh boleh ya? Melotot dan ngomelin ulama? Ngeri sekali." tulis Yusuf Mansur lebih lanjut.

"Jangan sampe saya malah menghina dan merendahkan ulama, tanpa batas. Semua ulama jadinya. Dan itu berarti, ulama terdahulu, sampe ulama akhir zaman. Sedang, satu ulama saja, "beracun dagingnya". Maksudnya gmn? Jika kita ga suka, apalagi sampe merendahkan, membenci, ribut, sama ulama, maka kitalah yang terbunuh. Kitalah yang sakit. Kitalah yang hancur. Kualat kalo bahasa gampangnya mah. Ini pelajaran tambahan lagi buat saya setelah liat rekaman ILC. Selain jd ladang amal u berdoa, mendoakan, dan minta didoakan.

Terus terang, saya nangis. Yaa Allah, selamatkan ummatnya Nabi ini. Apalagi ini Bulan Suci. Yaaa Allah, tolong lah kami. Hilangkan semua penyebab kami menjadi gaduh ini." tutupnya.

langsung merespons pernyataan Yusuf Mansur. Nusron menuturkan dirinya tak pernah melotot kepada para ulama, namun memang begitu gayanya dalam berdiskusi.

"Maturnuwun ustadz Yusuf Mansur. Saya tidak melotot-melotot kepada ulama. Kalau saya ngomong ya memang begini. Saya menghormati ulama, ilmu dan kealiman," kata Nusron saat berbincang dengan detikcom, Rabu (12/10/2016).

"Saya selalu tawadhu dengan para kiai, ulama, dan guru-guru. Apalagi kiai dan guru yang telah memberikan sanad dan ijazah ilmu kepada saya. Apa yang saya katakan semua dari beliau-beliau," sambung Korbid Pemenangan Pemilu DPP Golkar ini dikutip detik.com.

Nusron lantas menuturkan dirinya tak bermaksud melotot kepada ulama. Ia hanya mengungkapkan kemarahannya terhadap situasi saat ini, saat pernyataan Ahok soal surat Al Maidah ayat 51 jadi polemik.

"Tapi ya memang beginilah saya dilahirkan dengan wajah seperti ini. Kalau ngomong kelihatan melotot. Tidak ganteng seperti antum. Ya inilah saya memang marah melihat keadaan NKRI yang terganggu dengan pemahaman ayat yang sempit. Sebagaimana kyai dan guru-guru saya juga marah. Semoga antum mahfum. Sebagian kyai dan guru-guru saya juga marah Indonesia diganggu seperti ini," katanya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO