
PACITAN, BANGSAONLINE.com - Jebloknya hasil uji kompetensi guru (UKG) yang pernah dilaksanakan Tahun 2015 lalu, membuat satuan kerja yang menaungi dunia pendidikan, harus benar-benar cancut. Hal tersebut diharapkan agar guru bisa memenuhi standar kompetensi sesuai mata pelajaran yang diampunya.
Kasie Kependidikan TK/SD, Bidang Ketenagaan, Dinas Pendidikan, Kabupaten Pacitan, Rino Budi Santoso, mengatakan, sebagai tindak lanjut pelaksanaan UKG Tahun 2015 lalu, saat ini memang tengah dilaksanakan program guru pembelajar. Program tersebut terbagi dalam tiga kelompok. Yaitu, daring murni atau mereka yang saat UKG lalu mendapatkan skor baik, daring kombinasi, dengan skor sedang, dan tatap muka penuh, bagi guru dengan perolehan skor rendah.
"Sedangkan bagi guru yang nilainya baik sekali, yaitu di atas 90, akan menjadi mentor atau instruktur nasional (IN)," katanya, Rabu (9/11).
Rino menjelaskan, pengelompokan tersebut didasarkan pada nilai UKG atau raport merah dari sepuluh modul yang diujikan. Sementara saat ini sudah berjalan program guru pembelajar, yang diikuti sebanyak 440 guru. Dari jumlah tersebut, daring murni sebanyak 40 guru, daring kombinasi 160 guru, dan tatap muka 220 orang guru.
"Di akhir kegiatan nanti, mereka akan kembali mengikuti UKG. Apabila nilai mereka minimal bisa mencapai 80, tentu dinyatakan lulus," tandas Rino. (yun/rev)