CILACAP, BANGSAONLINE.com - Lonjakan harga cabai yang terjadi sejak libur Natal 2016 dan tahun baru 2017 benar-benar dinikmati petani cabai di wilayah Kecamatan Karangpucung kabupaten Cilacap. Hingga saat ini harga tak kunjung turun dan mereka kini maski masa panen raya.
Penyuluh Pertanian Kecamatan Karangpucung, Wasiran menyatakan, para petani di wilayah itu mulai memanen cabai sejak bulan Desember lalu. Cabai yang dipanen itu, meliputi cabai besar dan rawit.
Baca Juga: RDF Cilacap Diperkirakan Telan Dana Rp 78 Miliar
”Panen cabai sudah mulai dilaksanakan sejak bulan Desember lalu, di tengah harga jual yang relatif tinggi saat ini,” kata Wasiran, Sabtu (7/1).
Cabai yang sudah dipanen itu seluas 7 hektare, dengan jumlah produksi 185 kuintal. Perinciannya, 150 kuintal cabai rawit, dan 35 kuintal cabai besar. Jumlah produksi itu untuk hitungan panen perdananya. Sedangkan untuk panen keduanya, hingga saat ini masih berlangsung.Produksi cabai itu mampu terjual dengan harga tinggi, sesuai dengan nilai jual di pasaran wilayah setempat.
”Untuk cabai besar laku Rp 50.000 per kilogram. Sedangkan cabai rawitnya, antara Rp 40.000 sampai Rp 45.000 per kilogram,” kata dia.
Baca Juga: Proyek RDMP, Pertamina RU IV Cilacap Gandeng Aramco
Pertanian cabai itu tergolong sukses, sebagaimana konsep terobosan penanaman yang sudah dirancang sejak awal. Para petani di wilayah itu mengincar harga jual tinggi, dengan menyesuaikan waktu tanam.
”Dengan hasil ini, artinya model penanaman petani berhasil. Mereka sudah menanam sejak beberapa bulan lalu, untuk bisa panen saat harga jual tinggi pada momentum libur Natal dan Tahun Baru,” katanya. (bym1/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News