SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Meskipun pengelolaan masjid Jamik Sumenep, Madura dikelola oleh Yayasan Panembahan Sumulo, namun upaya pemerintah daerah untuk mempercantik terus dilakukan.
Setelah membangun lahan parkir serta lampu hias beberapa tahun lalu, tahun ini Pemerintah Daerah kembali berencana membangun payung elektrik di depan masjid yang masuk salah satu cagar budaya itu.
Baca Juga: Labelisasi, Upaya LTM PCNU Sumenep Amankan Aset Masjid NU
Bahkan, untuk mensukseskan rencana itu, Pemerintah Daerah telah menyediakan anggaran sebesar Rp 11 miliar. Anggaran itu dinilai cukup untuk membangun empat unit payung elektrik seperti di Masjid Nabawi, Madinah.
"Kami sediakan Rp11 miliar untuk pembuatan payung elektrik. Payung elektrik ini menggunakan sistem mekanik nanti," kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Tata Ruang Kabupaten Sumenep, Bambang Iriyanto, Minggu (19/3/2017).
Menurutnya, saat ini anggaran pembangunan empat unit payung elektrik telah memasuki proses tender, sehingga dipastikan tidak lama lagi pekerjaan akan dikerjakan. Pembangunan payung elektrik akan dilakukan dengan sistem multiyears.
Baca Juga: Merasa Didzolimi, Takmir Masjid Jamik Keraton Tolak Kegiatan Hari Jadi Kota Sumenep di Depan Masjid
"Diperkirakan pekerjaannya membutuhkan waktu dua tahun, sangat tidak mungkin bisa selesai dalam kurun satu tahun. Makanya proyek itu dimasukan kategori proyek jamak," ungkapnya.
Masjid Jamik Sumenep, dibangun pada pemerintahan Panembahan Somala, Penguasa Negeri Sungenep XXXI, atau pembanguman masjid Jamik dilakukan setelah pembangunan Kompleks Keraton, dengan arsitek yang sama yakni Lauw Piango. Menurut catatan, Pembangunan dimulai pada tahun 1779 Masehi dan selesai 1787 Masehi.
Dikatakan, pembangunan payung elektrik itu dilakukan guna untuk menambah kecantikan dan keelokan Masjid Agung yang memiliki nilai sejarah tinggi, dan Kota Sumenep pada umumnya. Ke depan kota Sumenep diharapkan bisa menjadi destinasi pilihan bagi wisatawan lokal hingga mancanegara.
Baca Juga: Napak Tilas Masjid Kuno, Mengintip Sisi Lain Destinasi Wisata Religi di Sumenep
"Target utama kami bagaimana Sumenep ke depan ada perubahan. Semoga saja kehadiran empat payung elektrik upaya kita bersama untuk merubah Sumenep ke arah lebih baik tercapai," tegasnya.
Sementara Arsitektur bangunan masjid jamik, secara garis besar banyak dipengaruhi unsur kebudayaan Tiongkok, Eropa, Jawa, dan Madura. Untuk corak nuansa kebudayaan Tiongkok, salah satunya nampak pada pintu gerbang dan pintu masuk utama masjid. Untuk Bangunan utama masjid secara keseluruhan terpengaruh budaya Jawa. Sedangkan pada bagian atapnya memakai budaya Madura, hingga pewarnaan pintu utama dan jendela masjid. Sedangkan interior masjid lebih cenderung bernuansa kebudayaan Tiongkok pada bagian mihrab.
Masjid Jamik Sumenep memiliki 10 jendela dan 9 pintu besar yang dihiasi ukiran. Sementara di dalam masjid terdapat 13 pilar yang begitu besar yang mengartikan rukun solat. Bagian luar terdapat 20 pilar serta memiliki 2 tempat khotbah. Di atas tempat khotbah dikabarkan terdapat sebuah pedang yang berasal dari Irak. Sehingga sangat layak masjid Nabawi dijadikan referensi pembangunan empat payung elektrik itu.
Baca Juga: LTMNU Sumenep Bertekad Jadikan Masjid dan Mushala Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Terpisah, anggota Komisi III DPRD Sumenep, Moh Ramzi mendukung rencana tersebut. Hanya saja dirinya sebagai wakil rakyat meminta semua elemen proaktif dalam melakukan pengawasan.
Sebab, Politisi Hanura itu tidak menginginkan rencana yang diprediksi menghabiskan belasan miliar itu hanya dijadikan bancakan sebagai alat untuk mempertebal kantong pribadi. "Kami juga akan melakukan pengawasan nanti," janjinya.
Bahkan, legislator muda asal Kecamatan Pragaan itu meminta kepada masyarakat apabila menemukan adanya kejanggalan yang mengarah kepada pelanggaran hukum, agar dilaporkan kepada penegak hukum.
Baca Juga: NU Care LAZISNU Sumenep Salurkan Bantuan Perbaikan Masjid Khairul Jannah
"Kalau memang ada bukti konkret ada penyimpangan, laporkan saja. Pasti kami mensupport," tegasnya. (jun/fai/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News