BANYAKNYA musala yang berdiri di kampung-kampung sekitar Masjid Ampel memiliki cerita tersendiri. Sebut saja salah satunya bernama Musala Abdurrahman yang berada di Kampung Ampel tepatnya Jl Ampel Blumbang No. 18 ini.
Sesepuh kampung Ampel Blumbang, Habib Salim Albar (65 tahun) mengatakan, asal usul musala itu tidak bisa lepas dari nama kampung itu sendiri. Riwayat berdirinya musala yakni setelah wafatnya Sunan Ampel serta kedua muridnya yang terkenal itu yakni Shonhaji dan Muhammad Sholeh atau orang lebih mengenalnya dengan nama Mbah Sholeh.
Baca Juga: Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran
Diceritakan, Abdurrahman atau Mbah Durrahman itu merupakan murid dari Mbah Sholeh. Setelah Mbah Sholeh wafat, Mbah Durrahman menggantikan kedudukan Mbah Sholeh sebagai murid yang bertugas membersihkan Masjid Ampel.
“Sepeninggal Mbah Sholeh inilah Habib Abdurrahman tampil meneruskan perjuangan dari Mbah Sholeh,” ungkap pria yang akrab dipanggil Habib Salim ini.
Untuk menunjukkan bahwa Musala Abrurrahman benar-benar bangunan kuno, Habib Salim juga mengatakan bahwa di dalam musala terdapat sebuah Quran yang ditulis dengan tangan. Quran itu sengaja disimpan dengan diletakkan di atas tiang-tiang penyangga musala yang terbuat dari kayu jati.
Baca Juga: Lebaran Tinggal Hitungan Hari, Ini Tips Berhijab Bagi yang Punya Pipi Tembem
Habib Abdurrahman atau biasa dipanggil Mbah Durrahman ini lalu mendirikan sebuah musala sebagai tempat pengajian rutin warga setempat. Meski sudah ada Masjid Ampel, Habib Salim menuturkan, pengajian yang digelar di Masjid Ampel hanya pada waktu tertentu saja, beda dengan musala.
”Di musala Abdurrahman ini bisa sewaktu-waktu digelar pengajian oleh warga kampung Ampel Blumbang,” tandasnya.
Apalagi memasuki bulan Ramadan ini, ia melanjutkan, masyarakat yang tidak mampu melakukan salat tarawih dengan surat-surat panjang, bisa melaksanakan salat tarawih di Musala Abdurrahman dengan surat-surat pendek.
Baca Juga: Lucu! Polisi Bagikan Takjil, Pengendara Putar Balik, Jalan Raya Sepi, Mengira Tilang
“Masjid Ampel sudah biasa mengkhatamkan Quran melalui bacaan salat tarawih. Jadi, bagi yang sudah uzur atau lainnya bisa salat di mushala ini,” tuturnya.
Akses Langsung ke Makkah
Terkait dengan Sumur Blumbang yang letaknya sekitar 6 meter sebelah timur musala, Salim menceritakan satu kisah yang terjadi ratusan tahun silam. Konon, Almaghfurlah Abdurrahman serta para Waliyullah saat itu yang ingin pergi ke Mekkah, mereka tinggal masuk ke Sumur Blumbang tersebut.
Baca Juga: Al-Quran tentang Makna Digital
“Sampai ada satu kisah, saat itu Habib Abdurrahman ditantang oleh seseorang untuk membawakannya semangkuk pul, yakni bubur kacang hijau khas arab. Dalam sekejap, ia pun kembali dengan membawa semangkuk pul yang masih panas, serta pakaiannya yang basah kuyup,” ceritanya.
Sumur Blumbang itu saat ini tidak difungsikan kembali. Terakhir dipakai sebagai keperluan sehari-hari sekitar tahun 1960-an. Untuk dapat menjangkau lokasinya, para pengunjung harus melewati gang sempit selebar 2 meter berpintu dengan nomor 14A terlebih dahulu. Sumur Blumbang posisinya berada di antara 2 bangunan rumah tinggal. Demi keamanannya, sebuah pintu pagar besi dipasang di muka sumur tersebut.
Hingga saat ini, belum pernah ada satu kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para sejarawan atau ahli lainnya terkait sumur tersebut. Pemkot Surabaya pun juga masih belum memasukkannya sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang harus dilindungi.
Baca Juga: Selama Ramadhan, Polres Jember Gelar Patroli Kamtibmas
Makam Mbah Durrahman atau juga dikenal dengan sebutan Mbah Blumbang ini, lokasinya berada di belakang Musala Abdurrahman, sebelah timur makam Mbah Sholeh dengan jarak hanya sekitar 5 meter saja. (ian/lan/bersambung)
Habib Salim Albar
Baca Juga: Jangan Main-Main dengan Kata Kiblat, Ketahui Sejarah Perpindahannya yang Penuh Hikmah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News