SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hari-hari ini, para orang tua, dan tetangga di kanan kiri rumah kita, ada yang sudah mengantarkan anaknya kembali ke pondok pesantren. Setelah sebelumnya, anak-anaknya menikmati liburan yang cukup panjang.
Bagi ibu-ibu yang baru pertama kalinya mengantarkan anaknya ke jenjang pendidikan di pesantren, mungkin dirasakan berat. Sebab, ibu-ibu tersebut akan ditinggalkan anak-anaknya mondok untuk waktu yang lama. Karena itu, tak heran, ada ibu-ibu yang yak tegas melepas anak-anaknya yang baru masuk pesantren.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Tapi para ibu, ingatlah bahwa dulu ibundanya Imam Syafi'i pun merasakan hal yang sama. Hanya saja yang dilakukan beliau adalah bersabar demi ilmu din yang akan dituntut putranya. Di malam sebelum Imam Syafi'i pergi untuk menuntut ilmu, sang ibu berdo'a dalam keheningan,
“Ya Allah, Rabb yang menguasai seluruh alam. Anakkku ini akan meninggalkanku untuk perjalanan jauh demi mencari ridha-Mu. Aku rela melepasnya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu. Maka hamba memohon kepadaMu ya Allah... mudahkanlah urusannya. Lindungilah ia, panjangkanlah umurnya agar aku bisa melihatnya nanti ketika ia pulang dengan dada yang penuh dengan ilmu-Mu.”
Beliau khusyu' mendoakan Imam Syafi'i hingga meneteskan air mata.
Baca Juga: Tren Santri Belajar di Luar Negeri, Sekarang Peluang Makin Besar dan Tak Terbatas
Dan tatkala Imam Syafi'i hendak pergi ke Madinah (kota yang akan menjadi tujuannya menuntut ilmu), sang Ibu melepasnya dengan motivasi dan harapan, beliau meyakinkan putranya bahwa Allah akan memberinya kemudahan.
“Pergilah anakku,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca,
“Allah bersamamu. Insya Allah engkau akan menjadi bintang paling gemerlap di kemudian hari. Pergilah... ibu telah ridha melepasmu. Ingatlah bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong”
Baca Juga: Mudah Tanpa Bantuan Jin, Ijazah Amalan Ilmu Pesugihan oleh Kiai 'Sakti' Jawa Timur
Demikianlah sedikit kisah dari Ibunda Imam Syafi'i yang patut kita jadikan teladan saat melepas anak pergi dalam rangka mencari ilmu.
Berbahagialah saat Allah memberi kesempatan kepada anak kita untuk menuntut ilmu din, karena Allah telah menjanjikan kemudahan jalan menuju surga bagi para penuntut ilmu.
Sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah Saw:
Baca Juga: Mahfud MD: Pesantren Aset Besar NKRI
"Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang berada di dalam air."
Berbahagialah ibu, karena Allah juga akan memberi kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu. Tidakkah kita menginginkan anak-anak menjadi pribadi yang mulia selama di dunia dan juga pahala serta derajat yang tinggi di akhirat nanti disebabkan oleh ilmu yang mereka dapat?
Maka ibu, sampaikan pesan kepada putra-putri kita untuk menegakkan niat agar tetap lurus hanya untuk mengharap wajah Allah ketika hendak belajar, dan mohonlah kemudahan kepada Allah untuk mereka dalam mengamalkan setiap ilmu yang didapat, sekuat kemampuan mereka.
Baca Juga: Sebut Kiai Asep Virus, Cara China Didik Anak, Kiai Imam Jazuli: Kelola Pesantren Tak Butuh Profesor
Rasulullah Saw. pernah mengingatkan kita dalam sebuah hadits :
“Barang siapa mencari ilmu yang seharusnya dicari untuk mengharapkan pada Allah, namun ternyata ia tidak mempelajarinya untuk mendapatkan satu tujuan dunia, maka ia tidak akan mencium wanginya surga pada hari kiamat.” (HR Abu Daud no: 3664 dengan sanad yang shahih, Ibnu Majah no: 252, Ibnu Hibban no: 89, dll)
Bersabarlah sebentar saja ibu, insya Allah perpisahan ini hanya untuk sementara, jarak yang terpisah masih bisa ditempuh, dan kita masih bisa mendekapnya dengan do'a kita.
Baca Juga: Di depan 500 Aktivis MPJ, Kiai Asep Prihatin Media Pesantren Masih di Pinggiran
Dan, bersyukurlah, karena dengan perpisahan ini, anak akan belajar merasakan dan mengelola kerinduan kepada orang tuanya.
Sebentar saja ibu, cuma sebentar... insya Allah. Apalagi kalau bukan jannah tujuan akhir yang kita harapkan untuk kembali berkumpul bersama?
Semoga Allah menjadikan anak-anak kita sebagai generasi muslim yang berilmu dan mampu beramal dengan ilmunya serta mendakwahkannya, dan semoga Allah menjaga hatinya agar tetap berada dalam fitrah dan keikhlasan hingga senantiasa memurnikan niat di setiap aktifitasnya hanya untuk mengharapkan ridho Allah. (ansharullah/ai)
Baca Juga: Eko-Tren Raih Top Terpuji KIPP 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News