TUBAN, BANGSAONLINE.com - Beberapa tahun yang lalu nama sumber air Ngipeng yang berada di Desa Temayang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban sempat moncer hingga menjadi destinasi wisata air dan bumi perkemahan.
Namun, kini kondisi sumber air Ngipeng berubah 180 derajat, sangat bertolakbelakang dari kondisinya yang dulu. Airnya kian hari semakin berkurang, pohon rindang yang menutupinya juga kian habis.
Baca Juga: Rektor IIKNU Tuban Pastikan Kesiapan Lulusan Profesi Bidan dan Ners
Jika dahulu rindang dan sejuk, maka saat ini kering dan gersang. Kondisi semacam ini diperparah dengan warga yang menjadikannya sebagai tempat pembuangan sampah.
Sukadi warga setempat, prihatin atas hal ini. Ia menyesalkan keringnya sumber ari Ngipeng. Padahal, sumber air itu sangat dibutuhkan warga untuk keperluan sehari-hari.
"Ini sumber air yang besar, tapi sayang justru tidak ada air, kondisinya sangat parah banyak sampah. Semua air dilewatkan pipa," bebernya saat ditemui BANGSAONLINE.com, Kamis, (19/10).
Baca Juga: Warga Enggan Dievakuasi, Dandim Tuban Siagakan Prajurit TNI Bantu Warga Terdampak Banjir
Terkait dengan hal tersebut, Kurdiono, Kasi Pengendalian Dampak dan Analisis Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tuban menyatakan sudah berusaha mengoptimalkan sumber air dengan melakukan penanaman pohon di wilayah Hargoretno.
"Ngipeng itu sumber air, namun belum tentu tangkapan air (catchment) ada di sana. Jadi kita optimalkan penanaman pohon ada di wilayah Hargoretno dengan harapan efeknya akan ke situ. Saat ini di Ngipeng sudah banyak pihak yang berperan, dari Dinas terkait dan CSR perusahaan yang ada," cetus Kurdi. (tbn1/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News