BANGSAONLINE.com - Serangan teroris ke masjid Al-Noor, Selandia Baru di Christchurch, di mana seorang membabi buta menembak 51 warga muslim dan disiarkan secara live via facebook, pada bulan Maret, akan menjadi subyek film berjudul "Hello Brother”. Ini diumumkan produsernya di Variety.
Film ini menceritakan kisah keluarga pengungsi yang melarikan diri dari Afghanistan, untuk mencari perlindungan di Selandia Baru, dan menjadi korban pembantaian.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Film akan diproduksi oleh Moez Masoud Mesir. Demikian laporan majalah Amerika. "Di Christchurch, pada 15 Maret, seluruh dunia menyaksikan kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak disebutkan namanya," katanya kepada Variety. Ia menambahkan bahwa anggota timnya saat ini berada di Selandia Baru untuk bertemu korban dan keluarga korban.
"Cerita dalam film Hello Brother, hanyalah satu langkah dalam proses penyembuhan, sehingga suatu hari kita semua akan dapat lebih memahami satu sama lain dan memahami akar penyebab kebencian, rasisme, supremasi, dan terorisme," katanya.
Judul diilhami satu peristiwa sebelum penembakan terjadi. Saat itu sang pelaku yang menyembunyikan senjatanya saat hendak memasuki masjid, disapa hangat oleh seorang lelaki tua Afghanistan, di pintu masjid. “Hallo Brother,” sapa lelaki tua Afghanistan itu, sambil tersenyum. Lalu dia ditembak.
Baca Juga: Banyak Masjid di Indonesia Tak Terjaga Kesuciannya Gegara Ngepel Lantai Masjid Pakai Alat Pel WC
Film ini dibuat di Cannes, dua bulan setelah pembantaian.
Bereaksi di Facebook, Asosiasi Muslim Canterbury, yang mewakili asosiasi Muslim di kawasan itu, mengatakan belum mendapatkan informasi tentang proyek film pembantaian ini. "Kami tidak dapat menghentikan jenis proyek ini jika para pembuat film memilih untuk melakukannya. Tetapi Asosiasi Muslim Canterbury memandang martabat dan privasi komunitas kami sebagai yang terpenting," kata asosiasi tersebut.
Moez Masoud ikut menulis naskah, yang diproduksi oleh perusahaannya, Academia Pictures.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Pada tahun 2016, ia memproduksi "Clash" dengan sutradara Mohamed Diab, yang bercerita tentang jatuhnya Presiden Islamis Mesir Mohamed Mosri pada 2013. Film ini dipresentasikan pada pembukaan Festival Cannes.
Baca Juga: Viral, Surat Suara di Taiwan Sudah Dicoblos Paslon Nomor Urut 3, KPU: Hoaks
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News