Resmikan Segmen di Gunung Anyar, Risma Tuntaskan Pembangunan Arteri MERR

Resmikan Segmen di Gunung Anyar, Risma Tuntaskan Pembangunan Arteri MERR Wali Kota Risma saat meresmikan meresmikan Jembatan Ujung Galuh dan Jalan arteri Middle East Ring Road (MERR) sepanjang 10,8 kilometer, Kamis (30/5) sore. foto: YUDI ARIANTO/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan Jembatan Ujung Galuh dan Jalan arteri Middle East Ring Road () sepanjang 10,8 kilometer, Kamis (30/5) sore. Jalan ini menjadi pintu gerbang Kota Surabaya sisi Timur.

Dalam sambutannya, Risma mengatakan bahwa selama ini pembebasan lahan untuk pengerjaan Jalan , Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dibantu dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya. Sehingga proses pengerjaannya bisa sesuai waktu yang ditetapkan.

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

Ia menilai, jika Jalan ini sangat penting untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas di tengah kota. “Alhamdulillah juga bisa kelar, meskipun prosesnya agak lama dengan aturan yang baru,” kata Risma saat peresmian Jalan Surabaya.

Risma menyampaikan, setelah ini akan meneruskan pengerjaan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT). Selain itu, ke depan akan melakukan pengerjaan Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB).

“Untuk (proyek) box culvert tahun depan harus selesai. Kemudian kita akan njebol dari Jalan Wiyung sampai ke Jalan Lakarsantri, ya itu target kita,” tegas Risma.

Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Erna Purnawati, mengatakan total panjang Jalan mencapai 10,8 kilometer, dimulai Jalan Kenjeran hingga Jembatan (Tol) Tambak Sumur Sidoarjo.

Jalan terbagi menjadi tiga segmen, pertama IIA mulai Jalan Kenjeran sampai perempatan Kampus C Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. IIB mulai perempatan Kampus C UNAIR sampai perempatan Jalan Arif Rahman Hakim. Sementara IIC, mulai perempatan Jalan Arif Rahman Hakim sampai Jembatan/Tol Tambak Sumur.

“Setidaknya, untuk menyelesaikan pembangunan Jalan tersebut, telah melakukan pembebasan persil lahan sebanyak 608. Pembebasan lahan dilakukan mulai tahun 2009 sampai 2018 dengan anggaran total mencapai Rp 392.171.413.000," kata Erna.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis

Untuk jalan IIC segmen Gunung Anyar dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya. Erna mengungkapkan, IIC atau segmen Gunung Anyar, panjang jalan mencapai 1,8 kilometer. Jalan ini memiliki 2 jalur dan 3 lajur, dengan lebar jalan mencapai 40 meter. Namun, untuk lebar badan jalan 30 meter dan sisa 10 meter digunakan pedestrian dan saluran air di tengah.

“Saat ini, IIC sisi timur atau arah luar kota sudah dibuka, sementara sisi barat arah dalam kota dalam tahap rekonstruksi. Anggaran sekitar Rp 297 miliar digunakan untuk pembebasan dan fisik pembangunan jalan," jelasnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat, mengatakan Jalan IIC ini mampu mengurangi kepadatan arus lalu lintas yang cukup signifikan biasa terjadi di tengah kota seperti Jalan Ahmad Yani Surabaya. Ia menyebut, sebelum ada Jalan IIC, saat sore hari antrian panjang kendaraan di tengah kota ke arah Sidoarjo bisa menyentuh Masjid Al-Falah Raya Darmo dan Jalan Diponegoro.

Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall

"Sehingga ketika ada pembebanan (kendaraan) yang kemudian dialihkan ke IIC, kepadatan lalu lintas di tengah kota bisa berkurang kisaran 40-60 persen harian lalu lintas rata-rata. Sehingga sekarang tidak terjadi lagi antrian sampai ke Masjid Al-Falah Raya Darmo," kata Irvan.

Irvan menjelaskan berdasarkan kesepakatan dan kajian bersama Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), batas kecepatan kendaraan yang diperbolehkan melaju di Jalan IIC maksimal 40 kilometer. Sementara itu, berdasarkan evaluasi yang dilakukan Dishub Surabaya, selama dua minggu terjadi peningkatan volume kendaraan.

"Sementara ini dilakukan pemasangan kamera pemantau (CCTV). Tapi ke depan akan dilengkapi dengan Rambu Pendahulu Petunjuk Jalan (RPPJ) dan Speed kamera pemantau kecepatan," pungkasnya.

Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat

Proyek pembangunan Jalan ini tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya Tahun 2014-2034. Selain itu, Jalan ini merupakan salah satu prioritas pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Surabaya Tahun 2016-2021.

Dengan adanya jalan ini, diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan lalu lintas, yaitu kemacetan yang ada di koridor utara–selatan di wilayah tengah Kota Surabaya. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO