TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Guna mengantisipasi adanya kenaikan bahan pokok akibat diterapkannya social distancing oleh Pemerintah Pusat, Pemkab Trenggalek menggelar survei harga kebutuhan bahan pokok di lapangan, Jumat (20/3).
Survei harga kebutuhan pokok ini dipimpin langsung oleh Agus Setiyono, Kepala Dinas Koperindag Trenggalek beserta dinas terkait dan lintas sektor.
Baca Juga: Respons Positif Bupati Trenggalek soal Audiensi Pengembangan Potensi Daerah dan Kemaritiman
Menurut Agus, sasaran survei ini meliputi Pasar Basah, Aloha, Apotek, Pasar Bendo, dan Pasar Kamulan. "Jadi tadi setelah kita lakukan survei di lapangan, secara umum tidak ada kenaikan harga," kata Agus.
Namun demikian, lanjut Agus, terdapat sebagian bahan pokok yang mengalami peningkatan harga, seperti gula dan kedelai.
"Gula pasir itu harganya 17 ribu, dalam waktu dekat mungkin ada kenaikan sekitar 100 rupiah sampai 200 rupiah. Yang kedua, kedelai dari harga kulakan 7.200 sekarang menjadi 7.600," ungkapnya.
Baca Juga: Bupati Trenggalek akan Beri Keringanan Pajak untuk Investor yang Terapkan Green Bisnis
Ia menegaskan meski terjadi kenaikan harga pada bahan pokok tertentu, namun tidak ada indikasi pembelian bahan pokok dalam jumlah yang besar, atau dikenal dengan istilah panic buying. Pembelian bahan pokok di Trenggalek, kata Agus, relatif stabil seperti biasanya.
"Secara umum pemborongan barang kebutuhan pokok, setelah kami cek di pasar maupun di distributor tidak ada pergerakan itu atau istilahnya panic buying," urainya.
Ditanya tentang stok bahan pokok di Trenggalek, Agus mengatakan sejauh ini dalam kondisi aman. Hanya satu bahan pokok yang menjadi catatannya, yakni gula pasir.
Baca Juga: BPR Jwalita Trenggalek Raih Penghargaan Top 100 dari The Finance
Menurutnya stok gula pasir di pasaran cenderung mengalami kekurangan, lantaran musim giling tebu belum dimulai. (man/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News