PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Kegiatan normalisasi yang dilakukan Dinas Sumber Daya Air dan Tata Ruang Pemerintah Kabupaten Pasuruan pada 2020, dipastikan tidak akan maksimal. Ini karena anggaran yang disiapkan sebesar Rp 4,7 miliar dari APBD, dipangkas hampir 50 persen.
Pemangkasan anggaran tersebut secara langsung berdampak pada jumlah titik lokasi pengerjaan jaringan irigasi yang tersebar di wilayah Kabupaten Pasuruan.
Baca Juga: Pasuruan Serasa Tak Punya Pemimpin, Kinerja Pj Bupati Dua Bulan Terakhir Jadi Sorotan
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Tata Ruang Kabupaten Pasuruan, Ir. Misbah Zunib melalui Kabid OP, Imam membenarkan adanya pemangkasan anaggaran untuk dialihkan kepada penanganan Covid-19. Namun, ia memastikan kegiatan tetap berjalan. Hanya saja, titik yang akan dinormalisasi akan dilakukan penyesuaian, yakni diprioritaskan pada tingkat kerusakan yang berat atau yang belum pernah tersentuh kegiatan.
"Untuk kegiatan normalisasi tetap berlangsung, di antaranya di Pulokerto Kecamatan Kraton, dan Gunungsari Kecamatan Beji, dengan menggunakan alat berat. Tujuannya adalah untuk mengurangi genangan air yang utamanya pada saat musim hujan kerap menggenangi rumah penduduk," jelasnya.
Dia menambahkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperlancar aliran air di beberapa saluran jaringan irigasi pertanian. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengurangi genangan banjir saat musim hujan tiba yang mana menimpa desa-desa beberapa pekan lalu, seperti di wilayah Beji, Gempol, Rejoso, dan Kraton.
Baca Juga: Keluhkan Perizinan, Sejumlah Perusahaan Wadul ke Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan
"Saat ini, kegiatan masih berlangsung, yakni normalisasi jaringan irigasi Desa Jogorebo, Kecamatan Pasrepan dengan menggunakan alat berat sepanjang 600 meter, juga di Pulokerto, Kecamatan Kraton, serta di Gunungsari, Kecamatan Beji," pungkasnya. (hab/par/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News