NGANJUK (BangsaOnline) - Ratusan ribu ton gula menumpuk diseluruh pabrik di Jawa TImur, salah satunya di Pabrik Gula (PG) Lestari Nganjuk. Menumpuknya produksi gula PG Lestari di Kecamatan Patihanrowo Kabupaten Nganjuk, hingga mencapai ratusan ribu ton tersebut akibat tidak tegasnya pemerintah dalam mengatur import gula ke dalam negeri.
Yang lebih parah lagi, akibat kebijakan pemerintah kurang mengantisipasi import gula tersebut, kini harga gula anjlok dibawah harga pokok pemerintah (HPP).
Baca Juga: Disperdagin Kota Kediri Lakukan Tera Ulang DCS di Pabrik Gula
Masuknya gula impor juga membuat para petani dan perusahaan gula di berbagai daerah di Indonesia merugi hingga milliaran rupiah.
Sejak tahun 2012 hingga saat ini, masih ada ratusan ribu ton gula milik petani dan perusahaan gula yang menumpuk dan tidak bisa dijual karena pasar yang sudah dikuasai gula impor.
Di PG Lestari saja lebih dari 40 Ribu ton gula masih menumpuk di tujuh gudang yang ada di dalam pabrik. Bahkan, karena gudang yang ada tidak mampu menampung stok gula, sebagian diantaranya terpaksa di simpan di gudang sewaan yang ada disekitar pabrik.
Baca Juga: Tanggapi Keluhan Warga Terkait Limbah Pabrik Gula, DLH Kota Madiun Jembatani Kedua Pihak
Sukanto Partowijoyo Administratur PG Lestari mengakui, terjadinya penumpukan stok gula tersebut terjadi sejak tahun 2012 dan hingga saat ini perusahaan mengalami kesulitan dalam menjual gula hasil produksinya.
"Pasar saat ini sudah dikuasai oleh gula impor dari luar negeri yang harganya jauh lebih murah," ungkapnya
Saat ini, pemerintah menetapkan HPP Gula 8500 Rupiah Perkilogram, namun dipasaran harga gula di kini hanya 7500 Rupiah perkilogram.
Baca Juga: Kemenperin Dorong Blitar Terus Tingkatkan Produksi Gula
Sementara Sukanto menjelaskan, secara nasional total kebutuhan gula masyarakat Indonesia 3,6 juta ton pertahun, jumlah gula yang mampu disediakan 58 pabrik gula milik pemerintah mencapai 2,4 juta ton. Dari jumlah tersebut masih terjadi kekurangan gula secara nasional 1,2 juta ton.
"Jumlah inilah yang seharusnya di impor oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri", jelasnya.
Namun pada kenyataannya, pemerintah malah mengimpor gula dengan jumlah lebih dari 2,5 juta ton sehingga stok gula di pasaran menumpuk dan PG kesulitan menjual gula hasil produksinya.
Baca Juga: Pastikan Stok Gula di Jatim Aman, Gubernur Khofifah: Asal Tak Digerakkan Keluar Jatim
Akibatnya, selain petani tebu mengalami kerugian karena tidak mendapatkan hasil, perusahaan yang ada juga mengalami masalah keuangan karena tidak mendapat pemasukan. Selain stok produksi tahun 2014 masih belum laku di gudang, kelebihan produksi tahun 2012 dan tahun 2013, sebanyak 7,9 ton juga masih menumpuk digudang.
Sukanto berharap pemerintah melindungi petani tebu dan seluruh perusahaan gula supaya kesejahteraan bagi petani dan buruh dapat terpenuhi.
"Pemerintah harus meninjau ulang kebijakannya mengimpor gula dalam jumlah melebihi kebutuhan nasional" tegasnya.
Baca Juga: Gubernur Sarankan Revitalisasi daripada Bangun Pabrik Gula Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News