Tanya-Jawab Islam: Rumah di Sebelah Digosipkan Macam-macam, Saya Harus Bagaimana?

Tanya-Jawab Islam: Rumah di Sebelah Digosipkan Macam-macam, Saya Harus Bagaimana? Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A.

“Jangan jadikan rumahmu itu seperti kuburan, syetan itu akan lari dari rumah yang dibacakan surat al-Baqarah”. (Hr. Muslim: 780)

Maka, kalaupun toh cerita itu benar, tidak boleh disebar-sebarkan apalagi dikaitkan dengan sakit pemilik rumah yang baru. Nah, inilah yang kemudian bisa disebut dengan hasut dan iri. Sikap-sikap seperti ini telah diperingatkan oleh Rasul kita hindari. Rasul bersabda:

“Maukah kalian aku beri tahu tentang sifat-sifat yang buruk? Mereka menjawab: iya ya Rasul. Rasul lalu bersabda: yaitu orang-orang yang suka mengadu domba dan menghasut, orang-orang yang memisahkan dua orang yang hubungannya baik-baik saja, dan suka mencari kekurangan-kekurangan orang lain”. (Hr. Bukhari).

Hudzaifah juga melaporkan bahwa Rasul memberikan kabar tentang orang yang ucapannya untuk menghasut dan mengadu domba, “tidak akan masuk surga orang yang menghasut dan mengadu domba”. (Hr. Muslim:303)

Maka dari itu, Islam memandang bahwa perbuatan ibu yang menghembuskan cerita-cerita itu haram hukumnya. Sikap terbaik bagi para tetangga adalah menolong kedua-duanya, dengan cara; pertama, menasehati tetangga yang membuat-buat cerita itu secara baik-baik agar tidak tersinggung. Utamakan yang memberikan nasehat adalah yang paling dituakan dan ditokohkan oleh warga setempat.

Jika dirasa tidak mampu untuk memberikan nasihat, sebaiknya berkonsultasi dengan tokoh RT/RW agar berkoordinasi dengan Kyai/Ustadz setempat untuk bisa ikut serta memberikan solusi.

Kedua, memberikan nasehat kepada pemilik rumah agar tidak terpengaruh dengan cerita-cerita itu. Kalau pemilik rumah masih merasa ragu dan was-was, agar rumahnya digunakan untuk mengaji saja, semoga -kalau cerita itu benar- dihilangkan oleh Allah, sebagaimana hadis di atas. Sebab sangat wajar, beli rumah yang sudah jadi, dan rumah itu beberapa saat tidak ditempati, kemudian ada penunggunya, sebaiknya dibuat saja untuk mengaji al-Quran.

Ketiga, sebaiknya sebagai tetangga harus bersikap seperti keluaga, agar hubungan sosial antar warga menjadi harmonis. Ibnu Umar melaporkan sebuah hadis bahwa rasul bersabda:

“Jibril itu selalu mengingatkan saya tentang hak-hak tetangga, seakan-akan mereka itu akan mewarisi hartaku”. (Hr. Bykhari: 6014).

Jangan dianggap tetangga itu orang lain, mereka adalah orang-orang yang juga punya andil dalam kebahagian kita dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ungkapan Arab “al-jar qabla dar” itu bermaksud carilah tetangga-tetangga yang baik dulu baru mendirikan rumah di tetangga-tetangga yang baik itu. Namun, kalau sudah terlanjur peristiwa hasutan ini terjadi, sebaiknya saling menasehati saja. Wallahu A’lam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO