NGAWI, BANGSAONLINE.com - Soal penutupan SMPN 3 Paron Ngawi ternyata antara mantan kepala sekolah terakhir dengan Dinas Pendidikan Ngawi tidak saling terbuka. Hal ini terkait dengan keterangan antara Purwanto, mantan kepsek terakhir dengan pejabat di Dinas Pendidikan tidak adanya kejelasan.
Terkait dengan penutupan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah SMP Negeri yang berlokasi di Desa Ngale, Kecamatan Paron, Ngawi tersebut, keduanya nampak saling tuding. Menurut pengakuan Purwanto bahwa penutupan sekolahnya tersebut tidak ada SK dari Bupati maupun dari Dinas Pendidikan Ngawi.
Baca Juga: Cegah Kenakalan Remaja, Kapolres Ngawi Gelar Sosialisasi di SMAN 1
"Sekolah saat itu ditutup karena kekurangan murid, tetapi SK penutupan tidak ada," jelas Purwanto saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com.
Menurut keterangan Purwanto, terakhir ada kegiatan belajar mengajar pada tahun ajaran 2018/2019 yang berarti belum ada satu tahun terhitung sampai saat ini.
Namun dari informasi Kepala Desa Ngale Yan Teguh Wibowo, bahwa sekolah SMP yang berada di desanya tersebut sudah sekitar dua tahun lebih kosong tidak ada aktivitas belajar mengajar.
Baca Juga: Operasi Knalpot Brong, Polsek Kwadungan Gelar Operasi di Sekolah Ngawi
"Setahu saya sudah lama, lebih dari dua tahun kosong sekolahan itu," terang Yan Teguh Wibowo.
Sementara pengakuan Plt Kabid Dasmen Dindik Ngawi, Muhyi, bahwa penutupan SMPN 3 Paron berlangsung sekitar tiga tahunan. Hal tersebut bertolak belakang dengan keterangan dari mantan Kasek SMPN 3 Paron Ngawi Purwanto.
"Kalau sekolah itu kosong ya sekitar tiga tahunan, karena saya belum menjabat Kabid, saya tidak tahu pastinya," urai Muhyi kepada BANGSAONLINE.com.
Baca Juga: Disdikbud Ngawi Persiapkan Aturan Lima Hari Sekolah
Dengan terbengkalainya sekolah tersebut, banyak aset maupun sarana prasarana milik sekolah raib dan sebagian nampak rusak.
Namun, sekolah yang sudah tidak ada dapodiknya tersebut untuk tahun ajaran 2020/2021 ini akan dibuka kembali. Dari informasi yang diterima bahwa sekolah tersebut saat ini telah menerima calon siswa sebanyak 53 anak. (nal/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News