KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Kediri 2020 ini, memang hanya diikuti oleh satu Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, yaitu Hanindhito Himawan Pramono - Dewi Mariya Ulfa. Pasangan ini diusung oleh 9 Parpol Palemen yang memiliki 50 kursi dan 4 parpol non parleman.
Meski 9 partai yaitu PDIP 15 kursi, PKB 9 kursi, PAN 5 kursi, Gerindra 4 kursi, Golkar 6 kursi, Nasdem 4 kursi, Demokrat 3 kursi, PKS 1, dan PPP 2 kursi, sudah bulat, bukan berarti di tengah-tengah masyatakat tidak ada perlawanan. Bentuk perlawanan itu adalah adanya sejumlah tokoh yang membentuk relawan pemenangan bumbung kosong.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong Hadiahkan Uang ke Penangkap Pelaku Money Politic Pilkada Gresik 2024
Bahkan, kelompok relawan pemenangan bumbung kosong yang terdiri dari beberapa komunitas dari berbagai wilayah di Kabupaten Kediri telah menggelar deklarasi Koalisi Pemenangan Bumbung Kosong di Dusun Pelem, Desa Maesan Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Senin (28/9/2020) lalu.
Rahmat Mahmudi selaku Koordinator Relawan Pemenangan Bumbung Kosong, kepada wartawan mengatakan, bahwa pertemuan di Maesan, Mojo itu merupakan pertemuan kedua dari relawan-relawan pemenangan bumbung kosong atau pun kolom kosong.
“Saya katakan relawan-relawan, karena relawan pemenangan bumbung kosong itu sebetulnya banyak sekali se-kabupaten ini. Banyak komunitas-komunitas yang membuat kelompok-kelompok untuk berupaya nanti memenangkan bumbung kosong,” kata Rahmad Mahmudi.
Baca Juga: Targetkan Kemenangan Yani-Alif 90 Persen, Relawan Kebomas: Tak Perlu Urusi Pemilih Kotak Kosong
Rahmad mengungkapkan alasan kelompoknya harus bergerak untuk memenangkan bumbung kosong, karena menganggap demokrasi di Kediri tercederai. Menurutnya, rakyat punya hak untuk memilih, punya hak untuk mencalonkan pemimpin yang diinginkan. Tetapi itu semua diambil alih oleh partai politik.
Berdasarkan pengamatan Rahmat, dulu ada 15 lebih nama bakal calon yang running daftar di berbagai partai politik. Namun, partai politik itu menyatu kepada satu nama yang sebetulnya tidak pernah running sejak awal.
"Secara filosofis, gerakan bumbung kosong ini adalah untuk menegakkan demokrasi yang tercederai. Partai politik itu memiliki tugas, terutama adalah melakukan pembangunan politik, satu di antaranya adalah memunculkan kader-kader pemimpin dari partai itu. Tapi yang terjadi apa? Kegagalan. Semua partai tidak mampu memunculkan calon dari kadernya, ini harus menjadi koreksi bagi partai politik itu," ujar Rahmad.
Baca Juga: Didesak Patuhi Regulasi, KPU Surabaya Tegaskan Pilkada 2024 Berjalan Sesuai Aturan Perundangan
Bahkan saat di jagat maya alias media sosial seperti FB dan WB, juga marak ajakan menangkan bumbung kosong atau kotak kosong di Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kediri 2020 ini. Narasi ajakan menangkan kotak kosong, malah ada yang menjurus ke arah provokatif. Seperti kata-kata "Bagi yang otak waras pilih kotak kosong, yang nyoblos DD berarti mendukung PKI jadi pimpinan".
Juga ada salah satu tokoh Partai Pengusung Calon Bupati dan Wakil Bupati Dhito - Dewi, justru ikut menyebarkan foto dan di dalamnya ada narasi yang berbunyi, "Kekompakan Wong Kediri #Bumbung Kosong Menang, Wong Kediri Kompak, Kolom Kosong Unggul". Dan masih banyak lagi narasi-narasi yang intinya mengajak masyarakat Kabupaten Kediri untuk memenangkan bumbung kosong alias kotak kosong.
Menanggapi maraknya ajakan menangkan bumbung kosong atau kotak kosong itu, Abdul Rozaq, Sekretaris DPC Partai Gerindra Kabupaten Kediri, salah satu partai pengusung Dhito - Dewi, mengatakan hal tersebut sah-sah saja. Karena di dalam demokrasi, perbedaan pilihan itu adalah juga hal yang biasa.
Baca Juga: Dukung Kotak Kosong, Usulan Pemecatan Bagus dan Chumaidy dari Pengurus Belum Turun dari PDIP
"Kami menghormati perbedaan pilihan di masyarakat. Memang itulah realita dinamika yang ada di Kabupaten Kediri. Namun kami tidak akan tinggal diam. Ini semua justru sebagai cambuk bagi kita. Tim Mas Dhito - Mbak Dewi, mulai di tingkat kabupaten, kecamatan, sampai desa-desa bergandeng tangan lebih erat lagi dan terus bergerak. Kami akan terus blusukan di kampung-kampung untuk menyapa warga dan menyakinkan bahwa pilihan yang tepat untuk kemajuan Kabupaten Kediri adalah dengan memilih pasangan yang sudah pasti, yaitu Mas Dhito-Mbak Dewi,"kata Rozaq, Senin (4/10).
Menurut Rozaq yang juga mantan Ketua Panwascam Mojo itu, saat ini dia bersama tim internal Partai Gerindra sudah dan sedang melakukan pembagian logistik berupa kaos, masker, dan tanggalan bergambar Dhito - Dewi kepada warga di Kecamatan Semen.
"Hal yang sama juga akan kami dilakukan di Kecamatan-Kecamatan lain di Kabupaten Kediri yang berjumlah 26 Kecamatan dan 344 Desa/Kelurahan," pungkas Rozaq. (uji/dur)
Baca Juga: Ajakan Coblos Kotak Kosong, Ketua Golkar Gresik: Ora Ngefek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News