Mulai Marak Aksi Ajak Menangkan Kotak Kosong di Pilbup Kediri 2020, Termasuk di Medsos

Mulai Marak Aksi Ajak Menangkan Kotak Kosong di Pilbup Kediri 2020, Termasuk di Medsos Abdul Rozaq, Sekretaris DPC Partai Gerindra Kabupaten Kediri, saat blusukan sampai ke pinggir hutan di Kecamatan Semen, untuk menyapa dan membagikan kaos dan masker. (foto: ist.)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Kediri 2020 ini, memang hanya diikuti oleh satu Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, yaitu Hanindhito Himawan Pramono - Dewi Mariya Ulfa. Pasangan ini diusung oleh 9 Parpol Palemen yang memiliki 50 kursi dan 4 parpol non parleman.

Meski 9 partai yaitu PDIP 15 kursi, PKB 9 kursi, PAN 5 kursi, Gerindra 4 kursi, Golkar 6 kursi, Nasdem 4 kursi, Demokrat 3 kursi, PKS 1, dan PPP 2 kursi, sudah bulat, bukan berarti di tengah-tengah masyatakat tidak ada perlawanan. Bentuk perlawanan itu adalah adanya sejumlah tokoh yang membentuk relawan pemenangan bumbung kosong.

Bahkan, kelompok relawan pemenangan bumbung kosong yang terdiri dari beberapa komunitas dari berbagai wilayah di Kabupaten Kediri telah menggelar deklarasi Koalisi Pemenangan Bumbung Kosong di Dusun Pelem, Desa Maesan Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Senin (28/9/2020) lalu.

Rahmat Mahmudi selaku Koordinator Relawan Pemenangan Bumbung Kosong, kepada wartawan mengatakan, bahwa pertemuan di Maesan, Mojo itu merupakan pertemuan kedua dari relawan-relawan pemenangan bumbung kosong atau pun kolom kosong.

“Saya katakan relawan-relawan, karena relawan pemenangan bumbung kosong itu sebetulnya banyak sekali se-kabupaten ini. Banyak komunitas-komunitas yang membuat kelompok-kelompok untuk berupaya nanti memenangkan bumbung kosong,” kata Rahmad Mahmudi.

Rahmad mengungkapkan alasan kelompoknya harus bergerak untuk memenangkan bumbung kosong, karena menganggap demokrasi di Kediri tercederai. Menurutnya, rakyat punya hak untuk memilih, punya hak untuk mencalonkan pemimpin yang diinginkan. Tetapi itu semua diambil alih oleh partai politik.

Berdasarkan pengamatan Rahmat, dulu ada 15 lebih nama bakal calon yang running daftar di berbagai partai politik. Namun, partai politik itu menyatu kepada satu nama yang sebetulnya tidak pernah running sejak awal.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO