​Listrik Mati 4 Hari, 4 Juta Orang Menderita, Dua Meninggal, Politisi Cari Kambing Hitam

​Listrik Mati 4 Hari, 4 Juta Orang Menderita, Dua Meninggal, Politisi Cari Kambing Hitam Dahlan Iskan saat di ladang gandum di pedesaan di Amerika Serikat (AS). foto: ist

Kabar baiknya: masih ada orang baik di dalam kesusahan itu. Sebuah supermarket di dekat kota Austin bikin sedekah. Saat listrik kali pertama mati di supermarket itu lagi banyak orang belanja. Mereka antre panjang di kasir. Alat untuk menerima pembayaran itu tidak berfungsi tanpa listrik. Maka, dalam waktu sekejap, antrean panjang itu berakhir: semua, tanpa kecuali, silakan langsung saja mendorong kereta belanjaannya ke luar. Tanpa harus bayar.

memang terlalu pe-de. Mereka selalu bangga disebut sebagai negara bagian terbesar di Amerika –lupa kalau dari segi luasnya wilayah sebenarnya Alaska lebih besar. Tapi produksi listriknya memang yang terbesar. Begitu juga konsumsi listriknya.

Hebatnya lagi listrik dari batu baranya tinggal 30 persen. Mayoritas (56 persen) dari . Sedang dari tenaga angin mencapai 10 persen. Sisanya dari nuklir.

Dominasi itu membuat sistem listrik sangat efisien. Bebannya bisa di turun-naikkan dengan lebih fleksibel. Itulah sebabnya berani tidak punya cadangan listrik dalam jumlah besar. Kapasitas produksi listriknya dimepetkan dengan kebutuhan.

Kelemahannya terlihat pekan lalu: begitu ada masalah, langsung kekurangan listrik.

Di Jawa tidak berani tidak punya cadangan seperti itu. Kelemahan di Jawa: menjadi kurang efisien. Cadangan itu juga harus dibayar. Padahal tidak dipakai.

Di saat listrik baik-baik saja, cadangan itu sering jadi kambing hitam: kok tidak efisien. Tapi di saat mati lampu seperti di cadangan itu baru diingat pentingnya.

Maka –ini guyon– sebaiknya sering-sering mati lampu –agar selalu ingat pentingnya cadangan itu.

Tentu cadangan itu juga jangan terlalu banyak –sampai masuk kategori kelebihan listrik seperti di Jawa sekarang ini.

Vaksinasi harus sukses –antara lain agar kelebihan listrik itu segera terserap kembali.

Keputusan untuk isolated itu tidak salah. Mereka memutuskan itu karena ketakutan.

Memang ada kelemahan sistem jaringan listrik yang interconnected. Itu terjadi di tahun 1965. Ketika di Indonesia terjadi G-30-S/PKI di Amerika juga terjadi bencana: hampir secara nasional. Dari Seattle di barat sampai New York di timur. Bahkan sampai Kanada. Gangguan jaringan begitu beratnya. Yang terganggu begitu luasnya.

tidak mau jadi korban jaringan connected seperti itu. Maka diputuskanlah untuk mengelola jaringan mandiri. Sejak itu sistem listrik di Amerika terbagi tiga: jaringan Timur (pantai timur sampai Rocky Mountains), jaringan Barat (sebelah barat Rocky Mountain), dan jaringan .

Mana yang terbaik? Sistem isolated atau connected?

Sebagai orang yang awalnya tidak mengerti listrik saya berkesimpulan: para ahli terbelah di bidang ini. Yang pro isolated sama banyaknya dengan yang anti. Terserah saja.

Sebenarnya banyak detail teknis yang menarik untuk pelajaran dari mati lampu panjang di ini. Tapi pembaca –saya duga– tidak mau ikut ruwet. Bagi pembaca yang penting listriknya jangan mati. Kalau pun sesekali mati janganlah lama-lama.

Yang penting jangan byar pet. Kalau pun sesekali terpaksa pet harus segera byar lagi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Setahun Tak Ada Kabar, Korban Longsor di Desa Ngetos Nganjuk Tagih Janji Relokasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO