MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Panas terik matahari yang menyengat tak menghalangi semangat Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur. Kiai miliarder tapi dermawan itu bersama putra sulungnya, Muhammad Al-Barra (Gus Bara) yang kini Wakil Bupati Mojokerto, mendatangi empat titik sungai untuk menebar ikan dalam rangka memperingati Hari Lingkugan Hidup se-Dunia. Yaitu sungai di Desa Pacet, Padusan (tempat pemandian air panas), Petak, dan Pandan.
"Ini yang pertama. Masih banyak kekurangan. Nanti akan terus belanjut tiap minggu," kata Kiai Asep ketika memberikan sambutan singkat di pinggir sungai di Desa Pacet Mojokerto, Sabtu (5/6/2021).
Baca Juga: Sarasehan HUT ke-76, Pataka Kodam V Brawijaya Dijamas 7 Sumber Mata Air Kerjaan Majapahit
Acara yang diawali tumpengan itu selain dihadiri Kiai Asep dan Gus Bara juga tampak Wakil Ketua DPRD Mojokerto Sholeh, para kepala desa dan kapolsek, serta perwakilan kodim setempat.
Menurut Gus Bara, acara tebar ikan ini untuk menjaga ekosistem dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup se-Dunia. “Ini sangat membantu Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Dan ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Mojokerto,” tegas alumnus Universitas Al-Azhar Mesir itu.
Gus Bara menjelaskan, bahwa semua biaya tabur ratusan ribu ikan itu murni dari Asep Saifuddin Chalim (ASC) Foundation, bukan dari Pemkab Mojokerto.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
“ASC Foundation memberi untuk berbagi, tapi tidak menerima sumbangan,” tegas wakil bupati milenial yang juga ketua ASC Foundation itu.
(Aparat kepolisian juga bahu membahu menyukseskan tebar ikan dalam rangka menyemarakkan Hari Lingkungn Hidup se-Dunia di Mojokerto, Sabtu (5/6/2021). foto: mma/ bangsaonline.com)
Kiai Asep tampak sangat bersemangat untuk program memberdayakan sungai di Mojokerto. “Nanti semua sungai di Mojokerto harus dibersihkan. Sampai airnya bisa diminum dan banyak ikannya sehingga warga dengan mudah memanen ikan untuk dimakan,” kata ketua umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
“Tiga bulan ikan-ikan itu sudah bisa dipanen,” katanya optimistis. Namun Kiai Asep melarang mengambil ikan dengan cara mempotas, menyetrum dan menjala. “Harus dipancing,” katanya sembari mengatakan bahwa semua warga Mojokerto boleh memancing dengan gratis.
Program ini didukung penuh 20 kepala desa se-kecamatan Pacet Mojokerto. Kini lahir peraturan pemerintah desa yang memberikan rambu-rambu agar warga Pacet Mojokerto tidak membuang sesuatu yang membuat sungai kotor dan tercemar.
Dalam peraturan pemerintah desa itu juga ditulis poin-poin tentang aturan mengambil ikan. Termasuk larangan menyetrum dan menjala. Peraturan itu dicetak dalam bentuk poster dan ditempel di beberapa jembatan pinggir sungai.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
(Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al-Barra dan Prof. Dr. KH. Asep Saifudin Chalim, M.A. melepas ikan di sungai di Mojokekrto, Sabtu (5/6/2021) . foto: mma/ bangsaonline.com)
Menurut Kiai Asep, pelepasan ratusan ribu ikan di empat titik sungai itu hanyalah simbolik karena akan terus diperluas ke seluruh sungai di seluruh Kabupaten Mojokerto. Karena itu Kiai Asep minta semua sungai harus dibersihkan secara bertahap.
Yang menarik, Kiai Asep tak segan-segan turun ke sungai, meski kondisinya sangat terjal. Di empat titik itu Kiai Asep turun sendiri bersama Gus Bara untuk menabur ikan-ikan yang dilepas.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Berangkatkan 6.596 Peserta Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya
(Tak peduli jalan terjal, Kiai Asep Saifuddin Chalim tetap turun ke sungai untuk menebar ikan. foto: mma/ bangsaonline.com)
Lalu ikan apa saja yang ditabur? Muhammad Sobirin dan Amin – keduanya pengurus ASC Foundation – menuturkan bahwa hampir semua jenis ikan yang ditabur. “Gurami, lele, udang, tombro, patin, dan ikan lainnya,” tutur Sobirin menyebut beberapa contoh ikan yang ditabur.
Apa ikan-ikan itu tidak hilang dan kintir terbawa arus sungai? Nur Pramiyanto, seorang peternak ikan, yang hadir dalam acara tersebut menjelaskan bahwa ikan-ikan itu berada di cekungan-cekungan sungai. “Nanti kalau sudah besar mereka sudah kuat melawan arus,” katanya.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
Menurut dia, ikan-ikan itu akan besar dalam tiga bulan. Saat itulah nanti digelar lomba mancing sebagai hiburan bagi masyarakat.
Kini ASC Foundation terus mejadi perbincangan warga Mojokerto. Maklum, kiprah sosial lembaga nirlaba ini sangat tinggi dan kontinyu. Tiada hari tanpa mengabdi. Bahkan pada hari ini, Rabu (5/6/2021) Kiai Asep tidak hanya sibuk menebar ikan, tapi juga menikahkan warga Lengkong Mojoanyar Mojokerto.
Tentu kehadiran Kiai Asep sekaligus kedermawanannya. “Mas kawinnya uang Rp 500 ribu, tapi saya tambahi Rp 500 ribu jadi Rp 1 juta,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com. “Agar istrinya senang,” tambahnya.
Baca Juga: Kunjungi Lokasi Banjir di Tempuran Mojokerto, Gus Barra Bagikan Nasi Bungkus ke Warga
Kiai Asep juga memberikan uang kepada penghulunya Rp 600 ribu. “Aturan Kemenag kalau datang kan biayanya Rp 600 ribu,” kata Kiai Asep.
Selain itu tentu saja meminjamkan mobil mewah secara gratis untuk mempelai. “Manten prianya minta dijemput mobil Alphard,” kata Kiai Asep sembari tertawa. ASC Foundation memang secara sukarela menyiapkan empat mobil mewah gratis bagi warga Mojokerto yang mau nikah. Yaitu Toyota Camry, BMW, Honda Accord, dan Mercy.
“Hari ini ada empat orang menikah,” tutur Kiai Asep. Karena itu mobil-mebil mewah itu terus berkeliling ke seantero Mojokerto, melayani warga yang menikah. “Semuanya gratis. BBM dan sopirnya gratis,” kata Kiai Asep. (mma)
Baca Juga: Khofifah dan Gus Barra Bagikan Nasi Bungkus kepada Korban Banjir di Mojokerto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News