LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - H. Sholahuddin terus melakukan jihad ekonomi di tengah pandemi covid-19. Petani santri dan sang inisiator penanaman pisang cavendish di wilayah Lamongan dan sekitarnya ini, sekarang sudah bisa kirim antara 4-5 ton per hari pisang cavendish ke beberapa daerah di Jawa Timur.
"Saat ini kami baru bisa kirim pisang cavendish ke beberapa pasar tradisional dan pasar modern di lokalan Jawa Timur, per hari sampai 4-5 ton," kata pria yang juga alumni Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan, saat memanen pisang di kebunnya bersama Kapolres Tuban AKBP Darman, S.I.K. di Desa Brangsi Kecamatan Laren, Sabtu (14/8).
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Menurut Sholahuddin, sebenarnya banyak sekali permintaan pisang cavendish ini, mulai dari Semarang, Solo, Yogyakarta, dan beberapa kota besar dalam negeri. Namun dirinya bersama mitra petani lainnya masih belum bisa melayani, karena keterbatasan produksi.
Selain permintaan dari beberapa kota besar di dalam negeri, kata Kaji Sholah, panggilan akrab Sholahuddin, permintaan pisang jenis cavendish ini juga datang dari luar negeri. Antara lain Malaysia dan Turki. Malaysia misalnya minta dikirim per bulan 1.000 ton.
"Memang permintaan pasar pisang cavendish cukup besar baik di dalam negeri maupun luar negeri, namun kami belum bisa penuhi permintaan itu, negara Turki yang permintaanya malah cukup besar sampai 1.000 ton per bulan," jelasnya.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
Untuk memenuhi permintaan meski tidak semaksimal yang diinginkan pasar, pihaknya kini terus mendorong para mitra petani untuk menanam pisang cavendish. Saat ini, kata Sholah, sudah 192 hektare tanaman pisang yang ia tanam bersama beberapa petani sekitar.
Jumlah tersebut sekitar 53 hektare milik dirinya di bawah bendera PT Wangsa, selebihnya milik mitra petani yang ada di wilayah Lamongan, dan sebagian di wilayah Tuban.
"Karena hasilnya sudah cukup bagus, dan jihad ekonomi yang saya lakukan sudah menuai hasil, saya mengajak mitra dan petani untuk terus menanam pisang cavendish, agar target 1.000 hektare tanaman pisang tahun 2023 bisa terealisasi, agar bisa memenuhi permintaan pasar secara maksimal," ungkapnya.
Baca Juga: Petani Pisang Cavendish Dukung Indah-Yudha, Sohibul Rizal: Programnya Pro-Rakyat
Meski target yang ia canangkan pada tahun 2023, namun dari antusias petani dan mitranya saat ini, perkiraan tahun 2022 hampir sudah memenuhi target 1.000 hektare lahan tanaman pisang cavendish. "Semoga tidak sampai tahun 2023 sudah penuhi target tanam 1000 hektare," harapnya.
Tananaman pisang cavendish ini dalam satu pohon pisang, rata-rata bisa diperoleh buah pisang seberat 25 sampai 30 kilogram per tandannya. Tetapi jika pemupukannya bagus dan perawatannya ekstra, satu tandannya bisa menghasilkan 40 sampai 50 kilogram. Untuk harganya pun bervariasi, tergantung kriteria, grade, dan kualitasnya.
"Kadang ada yang dijual langsung dengan sistem root atau langsung borongan tandan, ada juga yang masuk dalam kemasan box dengan berat bersih 13 kg di tiap boxnya. Harganya pun variatif, tergantung grade dan kualitasnya, ada A, B, dan C," imbuhnya.
Baca Juga: Ultraman Turun Tangan Bantu Warga Terdampak Kekeringan di Lamongan
Untuk analisa usaha produksi sampai panennya, dalam satu hektare lahan pisang cavendish rata-rata membutuhkan biaya Rp 80 sampai Rp 90 juta. Dengan harga jual buah pisang rata-rata sekitar Rp 100-112 ribu per tandan, maka satu hektare bisa menghasilkan Rp 250 juta, dengan populasi 2.200 batang pohon. (qom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News