"Sebenarnya vaksinnya itu di SD waktu itu. Karena habis khitan dan sebagainya, jadi belum bisa divaksin. Akhirnya divaksin di Puskesmas Mojowarno," jelasnya saat dikonfirmasi wartawan.
(Suasana rumah duka)
Dikatakan Haryo, Bayu disuntik vaksin jenis Pfizer. Sebelum dilakukan penyuntikan, petugas vaksinator Puskesmas Mojowarno terlebih dahulu melakukan screening terhadapnya. Dan hasilnya, ia bisa mengikuti vaksin.
"Screening waktu itu baik semua. Kita gak berani kalau jelek screening-nya," tegasnya.
Dijelaskan, Bayu baru mengalami panas dan muntah ketika malam hari. Ia kemudian dibawa ke Puskesmas Mayangan, Kecamatan Jogoroto dini hari tadi sekira pukul 04:00 WIB. Di puskesmas tersebut, Bayu sudah dinyatakan meninggal oleh petugas kesehatan setempat.
"Sampai jam 12 itu muntah. Terus jam 3 pagi muntah, responsnya komunikatif. Jam 5 dibawa ke Puskesmas Mayangan, dalam arti medis sudah tidak ada (meninggal dunia, red)," tutur Haryo.
Atas peristiwa ini, Haryo belum bisa memastikan korban meninggal akibat vaksin yang telah disuntikkan. Menurutnya, Dinkes Jombang saat ini masih mengumpulkan bukti untuk memastikan penyebab kematian Bayu.
"Kita ngumpulkan bukti-bukti dulu, seperti riwayat penyakitnya. Kita cari arahnya ke KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) atau penyebab lainnya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News