PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Meski sudah ada Sosialisasi dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) terkait area tanam Tembakau dan Quota 4 Gudang besar di Kabupaten Probolinggo waktu lalu, namun hal tersebut tak memberikan jaminan jika hasil panen tembakau petani mahal.
Justru sebaliknya, petani tembakau kian tercekik akibat dugaan permainan harga dari beberapa mafia tembakau yang ada di Kabupaten Probolinggo. Ironisnya lagi, adanya 4 gudang tembakau yakni PT. Gudang Garam, PT. Sadana atau Sampoerna, PT. Bentoel dan PT. Djarum menambah perih para petani. Sebab, belum usai penen, justru ke empat Gudang tersebut sudah tutup.
Baca Juga: Paguyuban Petani Tembakau se-Madura Siap Menangkan Khofifah-Emil dengan Suara 90 Persen
Kuat dugaan, jika tutupnya 4 gudang itu ditengarai akibat masuknya tembakau dari luar daerah. Sehingga, semuanya jatah Quota sudah terisi semua. Lebih-lebih, Gudang Garam yang notabene gudang terbesar di Probolinggo tutup. Akibatnya, harga tembakau petani yang semestinya mahal, langsung anjlok.
Danang, Ketua Poktan Desa Sukorejo Kotaanyar mengatakan, kondisi tersebut sangat merugikan petani. Danang mengungkapkan jika tembakau petani lokal hanya diambil sejumlah untuk campuran sebanyak 30 persen. "GG mengambil tembakau dari luar daerah luar kayak Bondowoso karena GG di sana tutup. Akhirnya, jatahnya ngurangi yang di sini," katanya ditemui di rumahnya, Senin (19/10).
Danang memperkirakan, jika melihat lihat areal tanam, masih 30 persen tembakau petani Kabupaten Probolinggo yang belum terbeli.
Sementara Kusnadi, staf GG Paiton menjelaskan, pembelian tembakau kepada petani memang dipercayakan pada gudang kecil yang ditugaskan pabrik yang dikelola tiga orang dari pihak GG, yaitu Jimi, Nicholas, dan Hadi.
"Mereka yang beli atas nama GG. Mereka beli sendiri ke petani di rumahnya, lalu dijual ke sini. Di sini tempat penimbunannya. GG sudah tutup sejak pekan lalu. Kita buka 28 Agustus-11 Oktober. Soal tembakau dari luar daerah, kami tak tahu," kilahnya.
Terkait hal ini, Kepala Disbunhut Raharjo menyebut, memang ada kemungkinan tembakau luar yang masuk ke GG. Pihaknya meminta agar GG gudang lain buka kembali. Sebab, saat ini tembakau petani habis.
Sedangkan Ketua LSM Gajah Mada, M Hairi mengatakan, pemerintah harus berani membuat regulasi tentang standarisasi harga tembakau. Hairi juga meminta agar pengusaha nakal yang suka mempermainkan harga disanksi.
"Makin banyaknya Gudang bukan malah membuat petani sejahtera. Tetapi, makin mencekik petani. Kedatangan investor seperti kedatangan segerombolan mafia yang bertujuan menganulir harga tembakau petani. Blandang rantingan yang ditugaskan Gudang Garam justru mempermainkan harga petani dengan terorganisir," tegasnya. (ndi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News