PKL Dolly Longmarch Tolak Pilpres 2014

SURABAYA (bangsaonline) - Sekitar 50 pedagang kaki lima (PKL) sekitar lokalisasi dan Jarak menggelar aksi damai di sepanjang jalan jarak hingga Pasar Jarak. Demo longmarch ini menolak pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) 2014 di kelurahan Putat Jaya. Boikot pilpres ini sebagai bentuk protes atas rencana penutupan sarang maksiat pada 18 Juni mendatang.

Demo yang digelar sekitar pukul 09.15 WIB ini dimulai dari wisma Permata Biru. Salah seorang PKL Aveng mengatakan selain longmarch, peserta aksi menggalang tanda tangan dari para PKL dan pedagang Pasar Jarak. Targetnya 1000 tanda tangan. Selanjutnya akan dikirim ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sebagai bentuk protes dan penolakan pilpres.

Baca Juga: Komunitas Jarak Dolly Surabaya Beri Bantuan di Dua Yayasan Panti Asuhan

"Kami tidak membeikan suara secara sia-sia. Kami butuh pemimpin yang bisa mengayomi," katanya, Senin (9/6).

Pria yang berjualan jam tangan di sekitar lokalisasi mengaku merugi sejak rencana penutupan bergulir. Biasanya dalam sebulan bisa meraup untung sebanyak Rp 350 ribu, kini hanya menikmati hasl Rp 150 ribu perbulan. Rata-rata, PKL disana kehilangan penghasilan sekitar 70 persen dalam sebulannya. Artinya, rencana penutupan membawa dampak buruk.

Dia mengungkapkan, dalam minggu-minggu ini Komnas HAM akan turun menemui warga di sekitar lokalisasi. Dalam pertemuan tersebut akan dimaksimalkan untuk berkeluh kesah. Termasuk adanya dugaan pelanggaran HAM. Sebab, Pemkot akan menutup tanpa ada solusi yang jelas. Warga akan kehilangan sumber pendapatan.

Baca Juga: Komunitas Jarak Dolly Bagikan 350 Nasbung pada Warga dan Pengendara di Bekas Lokalisasi

Sementarta itu, salah seorang warga RT V RW XII yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan selama sekitar sebulan ini PSK yang ingin taubat kerap mendapat intimidasi. Ancaman itu diduga dilakukan oleh oknum yang diuntungkan oleh keberadaan dan Jarak. Mereka khawatir akan kehilangan sumber ekonomi.

Ancaman itu ternyata bukan hanya sekadar gertakan. Tetapi sudah mengarah pada kekerasan fisik. Buktinya, sekitar dua orang PSK yang ketahuan mengikuti pengajian di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya, Minggu (8/6) dihajar sampai babak belur oleh oknum preman disana.

"Setelah tak tanyak, dia (PSK) ndak ngaku siapa yang mukul, katanya takut diancam lagi," katanya.

Baca Juga: Puluhan Bonek-Bonita Jarak-Dolly Berbagi Takjil Nasbung dan Jajanan

Sebenarnya, keberadaan dan Jarak bagi warga asli Putat Jaya tidak menguntungkan. Kehilangan sumber ekonomi yang digembar-gemborkan oleh PSK, mucikari, dan warga terdampak hanya dalih semata. Justru, warga asli Putat Jaya yang terdampak merasa risih dengan keberadaan lokalisasi dan Jarak.

"Kami (warga asli) malah sering dibohongi, ibu-ibu yang jadi buruh cuci sering dihutangi, giliran bayar langsung ditinggal lari oleh PSK," jelasnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan kesiapannya menutup lokalisasi dan Jarak pada 18 Juni mendatang. Pemkot sudah menyiapkan dana sebesar Rp 16 miliar untuk mengambil alih wisma-wisma di dan Jarak. Dana sebesar itu ditambah dengan anggaran dari Kemensos senilai Rp 8 miliar. Provinsi Jatim juga sudah menyiapkan Rp 1,5 miliar.

Baca Juga: Bantu Promosikan Produk, Cak Ji Ajak Influencer Keliling Sejumlah Sentra UMKM

"Rencananya akan dibuat taman, sentra PKL, kalau kecil kita akan buat perpustakaan," ujarany di rumah dinasnya kemarin.

Risma, sapaannya mengakui sudah mendengar adanya intimidasi terhadap warga, dan PSK yang pro dengan penutupan. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polsek Sawahan untuk memantau dan melindungi warga yang kerap mendapat ancaman. Tidak sedikit yang mengalami intimidasi dari oknum-oknum yang kontra dengan penutupan.

Walikota perempuan pertama itu tidak takut dengan ancaman dilaporkan ke Komnas HAM. Dia sudah menyiapkan "senjata" untuk menangkal ancaman itu. Salah satunya adalah surat terbuka anak-anak di lingkungan lokalisasi dan Jarak yang merasa terganggu dengan aktifitas lokalisasi disana.

Baca Juga: Resmikan Pasar Burung, Wali Kota Risma Ingin Ekonomi Warga Eks Lokalisasi Dolly Terus Meningkat

"Ndak papa, justru anak-anak disana berterima kasih kepada saya, bu saya sudah bisa belajar dengan tenang, nanti surat itu akan saya sampaikan juga ke komnas HAM," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO