BONDOWOSO, BANGSAONLINE.com - Banyak pihak ikut mensyukuri gelar Pahlawan Nasional Alm Pengasuh PP Salafiyah Syafi'iyah KHR As'ad Syamsul Arifin yang dianugerahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (9/11) lalu. Salah satunya PCNU Bondowoso yang menggelar tasyakuran dan orasi sejarah yang bertempat di aula PCNU setempat, kemarin (18/11).
Hadir dalam acara tersebut segenap para ulama se-Bondowoso, Muspida, serta seluruh lembaga dan banom NU se-Bondowoso.
Baca Juga: Bupati Karna Putuskan Situbondo Jadi Kota Santri Pancasila di Depan Peserta Napak Tilas Kiai As'ad
Dalam kesempatan tersebut, Amin Said Husni selaku Bupati Bondowoso yang turut hadir menceritakan sekilas tentang As'ad Samsul Arifin atau dikenal dengan sebutan Kiai Haji Raden As'ad Samsul Arifin. Ia lahir pada tahun 1897 di Makkah dari pasangan Ibrahim dan Maimunah, dan meninggal pada 4 Agustus 1990 di Situbondo saat berumur 93 tahun.
"Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur," papar Amin.
Amin menyampaikan, Kiai As'ad merupakan ulama sekaligus tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU) dengan jabatan terakhir sebagai Dewan Penasihat (Musytasar) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hingga akhir hayatnya.
Baca Juga: Rahasia Mufaraqah Kiai As’ad pada Gus Dur
"Ia merupakan penyampai pesan (Isyarah) berupa tongkat disertai ayat Al Quran dari KH Kholil Bangkalan untuk KH Hasyim Asy'ari, yang merupakan cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama (NU)," cerita Amin.
Kyai As'ad juga pernah menjadi panglima perang di saat agresi militer pada tanggal 10 November di Surabaya yang dikenal sebagai hari pahlawan. "Dengan semangat kebangsaan beliau, dapat saya simpulkan bahwa, di saat negara mulai krisis para ulama selalu berada di garda terdepan dalam menyelamatkan keutuhan bangsa," imbuhnya
Sementara Ketua PCNU Bondowoso, KH. Abdul Qodir Syam menyampaikan bahwa gelar pahlawan nasional sangat layak dianugerahkan kepada kiai As'ad, mengingat perjuangannya kepada agama, bangsa dan negara.
Baca Juga: Situbondo Layak Jadi Wisata Sejarah, Sandi: Tempat Persandingan Antara Islam dan NKRI
"Dari sekian perjuangan Kiai As'ad yang telah beliau berikan untuk bangsa ini, sebenarnya gelar pahlawan nasional tidak cukup. Tetapi seperti apapun kita tetap harus senantiasa mensyukuri dengan cara meneladani langkah yang beliau contohkan," ujar kyai Qodir. (bws1/gik/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News