PACITAN, BANGSAONLINE.com - Pasca diguncang gempa bumi berkekuatan 6,2 SR di Selatan Lumajang, Rabu (16/11) lalu, sejumlah rumah warga di Pacitan mengalami kerusakan. Empat rumah dikabarkan ambles akibat kuatnya getaran gempa tektonik tersebut.
Keempat rumah yang saat ini kondisinya rusak lumayan parah itu berlokasi di Dusun Belih, Desa Wonanti, Kecamatan Tulakan. Dari empat kediaman tersebut, tiga di antaranya ambles rata-rata 30-50 cm. Sementara satu rumah milik Widodo, lantai bawahnya tidak bisa dipakai lagi karena dindingnya melorot. Lantai serta tembok penahan kamar lepas dari ikat dinding. Saat ini, keluarga Widodo terpaksa harus pindah rumah. Mereka khawatir, jika ada gempa lagi, rumahnya bakal ambruk.
Baca Juga: Soal Megathrust Gempa 8,8 SR, Kalak BPBD: Jangan Panik dan Mudah Terhasut
Sementara itu tiga rumah milik, Priyo Dwiarno, Nurohkim, dan Sunyoto, walaupun tidak separah milik Widodo, namun kondisinya juga cukup membahayakan bagi penghuni. Dinding serta pilar penyangga ruang tengah dan teras tampak miring ke kanan.
"Rumah-rumah itu ambles sesaat setelah guncagan gempa Rabu kemarin. Awalnya penghuni biasa saja, tapi saat dilihat-lihat, ternyata cukup membahayakan jika ditempati. Sementara aspal jalan depan rumah pun juga ambles sekitar 30-an cm," jelas Rochandi, Minggu (20/11).
Tim pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Pacitan, bersama dengan beberapa relawan rescue Rapi dan GG, saat meninjau lokasi membenarkan kejadian tersebut.
Baca Juga: Gempa di Pangandaran Terasa Sampai Pacitan
"Gempa bumi kemarin sebagai pemicu amblesnya tanah. Namun secara kasat mata, kondisi tanah di daerah tersebut tergolong rentan, adanya rongga yang termasuk air dan material semakin menambah geseran tanah untuk ambles," jelas Hery Purnomo, Kordinator Relawan dan Rescue Pacitan .
Rawannya bencana di Pacitan, mulai longsor, banjir, gempa bumi ,dan tsunami, mengharuskan masyarakat untuk memahami potensi ancaman di lingkungan. Sehingga ketika mereka paham, maka usaha menyelamatkan diri akan tumbuh dan korban bisa diminimalisir. (pct1/yun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News