BLITAR, BANGSAONLINE.com - Wakil Wali Kota Blitar Santoso membenarkan Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK di Kota Blitar memang terfokus pada pembangunan SMPN 3 Kota Blitar di Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjen Kidul.
Pembangunan gedung SMPN 3 itu memang belum selesai karena dilaksanakan bertahap. Targetnya proses belajar mengajar siswa SMPN 3 Kota Blitar yang saat ini masih berada di kawasan monumen PETA Jalan Soedanco Soeprijadi bisa menempati bangunan sekolah baru pada 2020 mendatang.
Baca Juga: Buron 3 Tahun, Wanita Pelaku Korupsi Dana Nasabah BPR Kota Blitar Dijebloskan ke Penjara
Untuk kelanjutan proses pembangunan pasca OTT, Santoso mengaku masih akan menunggu klarifikasi dari KPK. Namun pihaknya yakin, KPK akan memberikan kebijakan yang adil. Menurutnya, gedung tersebut merupakan fasilitas pendidikan yang merupakan kebutuhan orang banyak.
"Kita ingin proses hukum berjalan, namun pembangunan juga tetap berlanjut. Karena kita tidak mau anggaran sia-sia. Kita juga berharap nantinya siswa SMPN 3 bisa menempati bangunan baru ini, sesuai jadwal yang ditentukan," papar Santoso, Sabtu (9/6).
Baca Juga: Tuntut Penyelesaian Kasus Korupsi, Kejari Blitar Digeruduk Massa di Hari Antikorupsi
Proyek pembangunan gedung baru SMP itu dimulai pada 2017. Pada pembangunan tahap pertama, Pemkot Blitar mengalokasikan anggaran Rp 11,5 miliar. Pembangunan gedung baru sekolah itu di atas bekas tanah bengkok Kelurahan Tanggung seluas sekitar 3 hektare. Sementara pembangunan tahap kedua direncanakan akan dilakukan 2018 dengan anggaran sebesar Rp 23 miliar.
Pelaksanaan pembangunandiserahkan pada kontraktor pelaksana PT Moderna Teknik Perkasa yang diketahui merupakan milik Susilo Prabowo atau Embun, pengusaha yang diamankan KPK dalam OTT. (ina/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News