PACITAN, BANGSAONLINE.com - Hingga detik ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan belum mendapatkan hasil tertulis dari laboratorium Balitbang Viteriner Jogjakarta terkait diagnosa pasien antraks. Selama ini Dinkes hanya mengaku mendapatkan informasi lisan terkait adanya serum positif antraks dari beberapa pasien yang menjalani diagnosa laboratorium.
Kepala Dinkes Pacian, dr Eko Budiono mengakui bahwa pihaknya belum bisa memberikan informasi pasti, berapa jumlah pasien yang positif terjangkit antraks.
Baca Juga: Bisakah Penyakit Antraks Menular? Simak Faktanya
"Memang sudah ada penularan antraks dari hewan ke manusia. Ini mengindikasikan kalau memang ada spora atau bakteri antraks di sebuah lokasi tanah. Umur bakteri tersebut sampai 60 tahun lebih," kata Eko, Senin (8/10).
Terkait persoalan tersebut, Eko mengaku Dinkes telah melakukan koordinasi dengan OPD terkait lainnya seperti Dinas Pertanian serta Dinas Lingkungan Hidup, guna meminimalisir meluasnya serangan antraks pada manusia.
"Kami imbau kepada masyarakat, agar menggunakan alas kaki atau sepatu boot saat berada di kandang. Selain itu, segera cuci tangan dengan sabun setelah bersentuhan dengan hewan, dan kalau sakit segeralah berobat," jelasnya.
Baca Juga: Antisipasi Wabah Antraks, Pemkab Blitar Terbitkan Surat Edaran
Selain itu, Eko juga mengimbau kepada semua pemilik hewan ternak agar tidak buru-buru menyembelih hewan yang tengah sakit.
"Langkah pertama segera laporkan ke dinas terkait atau menemui mantri hewan terdekat guna melakukan pengobatan. Akan tetapi kalau seandainya hewan tersebut mati, segera kubur dengan kedalaman lubang kubur kurang lebih 2-2,5 meter. Taburi bangkai hewan dengan kapur atau disinfektan, dan segera timbun dengan tanah serta tandailah lubang kuburan itu agar tidak digali dalam kurun waktu tertentu," pesannya. (yun/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News