Edi Gunarso, Pengabdian Seorang Guru Daerah Terpencil di Madiun

Edi Gunarso, Pengabdian Seorang Guru Daerah Terpencil di Madiun Wartawan BANGSAONLINE.com, foto bersama Edi Gunarso (berbatik), lokasi di SDN Kare 7 Kabupaten Madiun. foto: ist

MADIUN, BANGSAONLINE.com - Begitu banyak perjuangan seorang guru demi mencerdasan anak bangsa. Dengan penuh kesabaran, mereka mengajar untuk mempersiapkan calon penerus bangsa. Tak sedikit dari mereka yang dalam mengabdikan diri mendidik anak bangsa, sampai mengeluarkan dana pribadinya.

Salah satunya yakni, Edi Gunarso (55), yang berdomisili di Maospati Magetan. Dia bekerja mengajar di SDN Kare 7, Kabupaten .

Baca Juga: Segera Cek! KAI Daop 7 Madiun Sebut 8.968 Tiket KA untuk Libur Nataru 2024 Masih Tersedia

Kepada BANGSAONLINE.com, Gunarso menceritakan sejarah pengabdiannya dimulai sejak tahun 1986. Awal diangkat menjadi seorang guru, Edi tidak diberi pinjaman bank untuk membeli sebuah sepeda motor. Akibatnya, ia harus berjalan kaki ke lokasi tugas selama lebih dari tiga jam dengan medan yang terjal dan berjurang.

SD Negeri Kare 7 yang berlokasi di daerah perkebunan kopi Kandangan, Dusun Jeladri, Desa Kare, Kecamatan Kare ini hanya memiliki total 6 murid, 3 murid kelas 3 dan 3 murid kelas 4. Ditambah mengajar 1 siswa PAUD.

“Saya mengajar 6 murid itu tidak di sini (ruang kelas SD Kare 7), tapi harus berjalan lagi sekitar 5 kilometer ke atas untuk menemui mereka. Di pagi hari jam 8, saya ngajar dulu yang PAUD. Ini anak cerdas dan gampang nyantol sehingga saya senang meskipun hanya satu anak,” terang Gunarso.

Baca Juga: RS Hermina Beri Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan pada Driver Grab

Selesai mengajar PAUD, ia baru naik ke atas untuk mengajar murid-muridnya. "Murid-murid saya ini harus ngarit dulu, dan baru bisa belajar selesai ngarit. Dan itupun saya bawa jajanan ringan dan uang saya, biar murid lebih semangat saat diajar,” tambahnya.

Edi menerangkan, kendala yang ada di daerah ini yaitu tingkat kesejahteraannya yang kurang sehingga banyak yang pergi meninggalkan perkebunanan. Sedangkan yang tinggal usia yang tidak produktif (tidak bisa hamil).

“Ini merupakan masalah, dan siswa yang ada butuh perhatian lebih (dengan kebutuhan khusus),” terang Gunarso.

Baca Juga: Pertemuan Laskar Ronggo Djumeno dan RSUD Caruban Belum Mufakat soal Rekrutmen BLUD non-ASN

Ia berharap ke depan fasilitas sekolah di daerah terpencil bisa dilengkapi. Serta akses jalan menuju tempat dirinya mengajar bisa segera diperbaiki.

"Saya berharap siswa ini juga anak bangsa seyogyanya ada perhatian lebih dari pemerintah. Dan berharap untuk tunjangan guru daerah terpencil dianggarkan lagi dari pusat seperti dulu. Hal ini bisa menjadikan kami guru terpencil lebih semangat. Lima tahun lagi saya pensiun saya akan kasihan pengganti saya kalau tidak ada tambahan tunjangan lainnya," pungkasnya. (hen/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO