Komisi X DPR RI Apresiasi Temuan Situs Pendem di Kota Batu

Komisi X DPR RI Apresiasi Temuan Situs Pendem di Kota Batu Ahmad Basarah, Wakil Ketua MPR bersama Wali Kota Batu, Wawali Batu meninjau lokasi temuan situs Pendem, Minggu (15/3).

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua , Ahmad Basarah, yang juga Anggota Komisi X menegaskan, pihaknya akan mengomunikasikan temuan di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

"Saya akan mengomunikasikan temuan ini dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjadi bagian dari pengembangan pariwisata yang berbasis pada budaya luhur bangsa dan juga di bidang pendidikan untuk melengkapi sejarah peradaban bangsa Indonesia sendiri," ujar Ahmad Basarah di sela acara peninjauan lokasi penemuan situs di Desa Pendem, Junrejo, Kota Batu, Minggu (15/3).

Baca Juga: Syafiuddin Sosialisasikan 4 Pilar di Pondok Pesantren Manbaul Hikam

Dalam kapasitasnya sebagai anggota komisi yang turut membidangi kepariwisataan, ia sangat mengapresiasi temuan yang berbasis pada nilai luhur budaya bangsa yang pernah hidup di era masa lalu ini.

"Temuan bersejarah ini akan melengkapi data-data otentik arkeologis mengenai bagaimana sesungguhnya peradaban bangsa Indonesia dibangun mulai zaman Mataram kuno hingga Majapahit yang ini tidak boleh dilupakan oleh bangsa Indonesia," terangnya.

Dengan temuan ini, menurutnya membuktikan adanya kerajaan di masa lalu dengan segala macam kebudayaannya adalah bagian dari proses tumbuhnya peradaban Bangsa Indonesia.

Baca Juga: Rapat Bersama Banggar DPR-RI, Pj. Gubernur Jatim: Momen Salurkan Aspirasi Pembangunan Daerah

Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso yang turut mendampingi Ahmad Basarah mengatakan, Kota Batu memiliki kepentingan terkait dengan penemuan situs yang merupakan budaya lama. 

“Ini membuktikan tidak hanya budaya Singosari abad ke empat yang memiliki sejarah, ternyata Kota Batu dulunya juga ditempati kerajaan sebagai cikal bakal terbentuknya Kota Batu. Oleh sebab itu, kita sebagai penerus bangsa harus melestarikan temuan ini," katanya.

Sebagai bentuk apresiasi Pemerintah Kota Batu terkait temuan situs ini, Pemkot Batu akan membebaskan tanah seluas 1.500 meter persegi di lokasi penemuan situs ini. Nantinya lokasi ini akan dijadikan sebagai cagar budaya yang akan berimplikasi pada peningkatan ekonomi masyarakat Desa Pendem yang sekitarnya.

Baca Juga: Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Halim Iskandar Tekankan Pancasila sebagai Fondasi Utama Pembangunan

Seperti diberitakan, Tim Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan (BPCB Trowulan) Jatim mengakhiri penggalian di Situs Pendem di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, pada 16 Februari 2020 lalu. Dari hasil ekskavasi tahap tiga tersebut, ditemukan sumuran yang mengindikasikan bahwa struktur bangunan tersebut merupakan candi. Bentuk candi pun semakin terlihat jelas dengan ukuran sekitar 7,5 meter x 7,5 meter.

Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, sumuran merupakan tempat diletakkannya peripih atau sejenis nampan berbentuk segi empat yang terdiri atas sembilan kotak.

Ekskavasi ini membuktikan dugaan waktu Desember 2019 lalu, di mana bangunan ini sebuah candi yang berkaitan dengan Prasasti Sangguran (yang ada di Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo).

Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan

Temuan candi di Situs Pendem ini menurutnya bisa menguak banyak kisah sejarah di Kota Batu, termasuk keberadaan Prasasti Sangguran. Dalam Prasasti Sangguran disebut adanya bangunan suci sebagai tempat peribadatan di sekitar area tersebut, ini mengindikasikan yang disebut dalam prasasti itu candi ini (Situs Pendem).

Usia (candi dan gerabah) diperkirakan sejak 928 Masehi atau abad ke-10, menyesuaikan dengan Prasasti Sangguran. Tim arkeolog menduga Situs Pendem ini pernah dihancurkan dan sengaja dipendam sehingga menjadi sejarah. Hal ini dibuktikan dengan adanya tumpukan batu kali sebanyak sekitar 1 truk di bangunan situs tersebut. Ini diduga dipendam pada tahun 1800-an, pada zaman kolonial Belanda. (asa/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO