BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Tidak hanya peternak yang mengalami pedihnya nasib selama pandemi Covid-19. Namun, nelayan di Bangkalan juga mengalami hal serupa.
Nelayan di Dusun Binteng, Desa Tengket, Kecamatan Arosbaya misalnya. Perekonomian mereka terpuruk selama pandemi Covid-19. Harga ikan turun, termasuk rajungan yang merupakan komoditas utama.
Baca Juga: Serap Aspirasi di Bangkalan, Cagub Luluk Janji Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan
Biasanya, harga rajungan di pasar tradisional bisa mencapai 90 ribu per kilo. Namun, saat ini turun drastis tinggal Rp 20 ribu per kilo.
Hal ini disampaikan Bilal Kurniawan, ketua kelompok nelayan Desa Tengket. Menurutnya, nelayan mengalami kerugian, karena biaya operasional lebih besar daripada nilai jual hasil tangkapan.
"Apalagi sejak wabah virus Corona ini banyak restoran yang tutup, jadi dampaknya pada ekspor hasil tangkapan yang dihentikan," ujarnya kepada wartawan BANGSAONLINE.com, Rabu (29/4/2020).
Baca Juga: Khotib Marzuki Pertanyakan Alasan Penolakan Mie Gacoan
Ia menyampaikan, selama ini hasil tangkapan nelayan di Desa Binteng yang diekspor selain rajungan adalah, udang dan bawal. Namun sejak adanya pandemi Covid-19, kegiatan ekspor dihentikan, karena banyak pemilik usaha yang tutup.
"Ekspor rajungan nelayan di sini sampai China dan Singapura. Kalau yang ke luar negeri itu biasanya sudah diolah dengan diambil dagingnya saja," katanya.
Baca Juga: Cuaca Buruk, Nelayan di Bangkalan Takut Melaut
(Salah satu nelayan sedang membersihkan rajungan hasil tangkapan)
Sementara Mostar, salah satu nelayan Arosbaya mengaku sudah tidak melaut dalam beberapa hari belakangan ini, lantaran merugi karena banyak agen-agen yang tutup.
"Walaupun kita kerja dengan harga jual 20 ribu per kilonya, kita tetap rugi. Dana operasi umpan 100 ribu, solar dan bensin 50 ribu, dan karyawan 50 ribu. Jadi babak belur kalau pas dapatnya 10 kilo. Tapi, kalau dapatnya 5 kilo, kan makin rugi. Mendingan gak usah kerja aja," ujarnya sambil tersenyum.
Baca Juga: Harga Bapok di Pasar Tradisional Bangkalan Terus Melonjak, Beras Tembus Rp16 Ribu per Kg
Dengan keadaan sulit seperti ini, ia mengharapkan bantuan dari pemerintah, untuk mencukupi perekonomian keluarganya selama pandemi Covid-19.
"Katanya sih ada bantuan dari pemerintah, tapi sampai sekarang belum ada bantuan sama sekali. Jadi saya harap jika bantuan itu memang ada, mohon segera direalisasikan," pungkasnya. (ida/uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News