​In Memoriam Peter A Rohi: Saya Jurnalis Elang, Bukan Emprit

​In Memoriam Peter A Rohi: Saya Jurnalis Elang, Bukan Emprit Peter A Rohi dalam adegan film Jejak-jejak Bung Karno yang disutradarai Hari Nugroho. foto: ist.

“Ini aneh, Indonesia begitu luasnya, dengan wilayah maritim yang luas, malah ada pengumuman pemberhentian atau pensiun dini. Saat itu saya yakin KKO sedang “dibersihkan”. Saya memilih berhenti dari KKO,” kisah Pak Peter pada suatu ketika.

Tragedi 1965 memang menimbulkan polemik tersendiri dalam sejarah militer Indonesia. KKO dan ALRI TNI AL menjadi korban bersih-bersih unsur (yang dianggap) PKI dan loyalis Sukarno.

(Hari Nugroho penulis artikel ini. foto: ist)

Matra laut dalam sejarah militer Indonesia memang terkenal loyalis Presiden Sukarno. Jenderal KKO Marinir Hartono sempat mempopulerkan slogan "Pejah gesang nderek Bung Karno" yang artinya mati hidup ikut Bung Karno. Ada juga slogan “Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO, putih kata Bung Karno, putih kata KKO" dan "KKO selalu kompak di belakang Bung Karno".

Loyalitas terhadap Bung Karno itulah yang saya duga membuat Pak Peter sangat bersemangat saat melakukan pengambilan gambar di lapangan. Matanya selalu berbinar dan tajam saat berada di lokasi, melakukan wawancara, atau menjelaskan tentang lokasi atau tempat yang berhubungan dengan perjalanan hidup Presiden Soekarno.

Loyalitas terhadap Bung Karno itulah yang mungkin membuatnya lebih bertenaga saat di lapangan. Tidak ada lelahnya. Bahkan, seringkali saya ketinggalan beberapa langkah saat berjalan bersamanya.

Selera humornya yang tinggi kadang membuat saya terkekeh. Saat kami syuting di Penjara Banceuy Bandung, tempat Bung Karno pernah dipenjara, Pak Peter minta disyuting sedang tiduran di diepan yang digunakan Bung Karno tidur. Setelah syuting selesai, Pak Peter berseloroh “sekarang saya syah menjadi Anak Bangsa, karena sudah tidur di tempat tidur Bapak Bangsa”. Ucapan itu disambut kru film yang lain dengan ikut merasakan tidur di dipan kayu beralaskan tikar pandan itu. Saya juga ikut mencoba. Keluar dari sel, Pak Peter kembali berkelakar dengan bertanya “syah?”, saya jawab ”syaaah!”.

Hari ini (10/6), saya mendapat kabar Peter Apollonius Rohi, host film kami, meninggal dunia di Surabaya. Sudah lama ia terserang stroke. Kabar ini membuat saya terkenang pada percakapan tentang Emprit dan Elang di teras sebuah hotel di kawasan Senayan di musim panas yang menggugurkan daun-daun.

Terima kasih atas kerja kita, salam hormatku dan selamat jalan Jurnalis Elang, tajam, dan binar matamu selalu kukenang.

(Hari Nugroho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO