NGAWI, BANGSAONLINE.com - Sudah tiga tahun gedung sekolah SMPN 3 Paron Ngawi tidak tampak ada kegiatan belajar mengajar hingga ditinggalkan terbengkalai begitu saja. Mulai tahun ajaran baru ini, mereka kembali menerima siswa didik baru.
Gedung sekolah SMPN 3 Paron Ngawi yang berlokasi di Desa Ngale telah lama ditinggalkan oleh murid-muridnya. Yang terakhir, siswa-siswi dari sekolah yang sebelumnya terbengkalai tersebut telah dipindahkan ke sekolah lain. Dan tenaga pengajarnya juga sudah dipindahtugaskan ke sekolah lain.
Baca Juga: Cegah Kenakalan Remaja, Kapolres Ngawi Gelar Sosialisasi di SMAN 1
Pada saat tersebut, memang sekolah SMPN 3 Paron mengalami kekurangan siswa yang akhirnya dimerger (regrouping).
"Aktivitas terakhir ya sekitar 3 tahunan dan setelah itu ditinggalkan begitu saja," jelas Muhyi, Kabid Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan Ngawi pada BANGSAONLINE.com, Jumat (03/07).
Sejak bulan Mei merangkap sebagai Plt Kabid Dikmen Dindik Ngawi, Muhyi yang mengetahui mangkraknya gedung SMPN 3 Paron langsung memberikan perhatiannya. Di lapangan, ia menelisik sejarah dari SMPN 3 Paron hingga dilakukan regrouping dan berinisiatif untuk menghidupkan kembali gedung sekolah yang terbengkalai tersebut.
Baca Juga: Operasi Knalpot Brong, Polsek Kwadungan Gelar Operasi di Sekolah Ngawi
"Jadi, saya sudah menemui kades setempat dan karena lokasi tanah merupakan milik Pemkab akhirnya saya berupaya untuk menghidupkan kembali," terangnya.
Dan saat ini sudah ada sekitar 53 calon siswa yang telah mendaftar di SMPN 3 Paron. Sedangkan sebagai tenaga pengajar akan dipersiapkan dari tenaga pendidik yang berprestasi untuk diperbantukan di sekolah tersebut.
Bahkan saking semangatnya untuk menghidupkan kembali SMPN 3 Paron, Muhyi sampai rela mengeluarkan biaya dari kantong pribadinya untuk merehabilitasi bangunan sekolah yang rusak.
Baca Juga: Disdikbud Ngawi Persiapkan Aturan Lima Hari Sekolah
"Semua biaya sementara ini dari saya pribadi, tujuannya untuk menghidupkan kembali sekolah itu," paparnya.
Memang untuk sekolah yang belum ada daprodiknya belum dapat dianggarkan ke pemerintah kabupaten. Untuk itu, pihaknya saat ini sedang berupaya mengajukan anggaran melalui P-APBD tahun ini.
"Pencairan atau realisasi dari anggaran yang diajukan sekitar Rp 180 juta, saat ini masih menunggu persetujuan. Dengan adanya Silpa dari Pemkab Ngawi yang tinggi kemungkinan anggaran yang diajukan melalui Dinas Pendidikan Ngawi tersebut akan disetujui," pungkasnya penuh keyakinan. (nal/ian)
Baca Juga: Beri Rasa Aman dan Nyaman dalam Belajar, Gedung Sekolah TK Kartika Siap Direnovasi Kodim Ngawi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News