Disperta Gresik Gunakan DBHCHT 2020 Kembangkan Tembakau Jenis Jinten

Disperta Gresik Gunakan DBHCHT 2020 Kembangkan Tembakau Jenis Jinten Petugas Penyuluh Disperta Gresik bersama petani saat melihat hasil budidaya tembakau jenis jinten. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

Eko kemudian mencontohkan hasil penen tembako jenis jinten di Gresik baru-baru ini. "Rata-rata 1 hektar mendapatkan 15 ton tembakau," ungkapnya.

Menurut Eko, menanam tembakau lebih untung dibanding menanam komoditas yang lain seperti kangkung, maupun padi. "Jadi, kemarin kami ke petani kangkung di Balongpanggang. Ternyata, hasilnya lebih besar tembakau per kilogramnya. Jadi lebih untung menanam tembakau jenis jinten," katanya.

Dijelaskan Eko, secara historis wilayah Kabupaten Gresik pernah menjadi sentra perkebunan tembakau. Perkebunan penghasil tembakau seluas 500 hektare kala itu menyebar di beberapa wilayah Gresik bagian Selatan, yaitu di Kecamatan Wringinanom, Balongpanggang, Benjeng, dan Menganti.

Hal inilah yang kembali digagas oleh Disperta, dengan mengembangkan tembakau agar menjadi salah satu komoditas pertanian di Gresik.

Namun, kata Eko, budidaya tanaman tembakau yang dilakukan berbeda dengan budidaya yang sudah pernah ada. Baik dari sisi perencanaan, perlakuan serta jenis tembakau yang akan ditanam juga berbeda dari jenis tembakau yang pernah ada di Gresik sebelumnya.

"Kami saat ini tengah gencar menanam tembakau jenis jinten selain lahan cocok, secara ekonomis harganya lebih mahal dibanding jenis tembakau lokal yang selama ini dibudidayakan di Gresik," tandasnya.

Ditambahkan Eko, tanaman tembakau yang bisa dipanen setelah 6-7 bulan ini harus ditanam pada musim kemarau. Dipastikan mulai ditanam sampai panen tidak turun hujan.

Mengenai penjualan hasil panen, pihak Dinas sudah memastikan akan dibeli oleh pengepul tembakau kerja sama dengan Asosiasi Indonesia (APTI) di Jombang. "Untuk penjualan kerjasama dengan APTI," pungkasnya. (hud/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO