​Beredar Video Yel-yel 'Hancurkan Risma', Banteng Ketaton: Kami Cinta Damai

​Beredar Video Yel-yel Mat Mochtar, tokoh senior PDI Perjuangan saat memberi keterangan pers pada wartawan. foto: istimewa

"Tidak ada kadrun, tidak ada kadal, atau apalah yang diisukan menyusup di Banteng Ketaton. Yang ada adalah, Banteng-Banteng Ketaton melakukan perlawanan terhadap Celeng-Celeng yang ingin merusak sejarah Banteng PDI Perjuangan di Kota Surabaya," jelasnya.

Sementara itu, tokoh senior PDI Perjuangan yang keanggotannya dipecat oleh DPP PDIP, Mat Mochtar menegaskan, Risma berusaha menggunakan anggaran dan perangkatnya di OPD-OPD atau dinas-dinas hingga di tingkat kelurahan, untuk menghalalkan segala cara memenangkan Eri-Armudji, dengan terstruktur, sistematis, dan masif.

"Ada petugas Pemadam Kebakaran yang kebetulan Ketua RW yang hanya karena memakai rompi Pasangan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Machfud Arifin-Mujiaman, harus dipecat. Apa maksudnya ini?," tanya Mat Mochtar.

Ia juga mensinyalir penggunaan kekuatan dinas untuk melayani kepentingan kampanye Eri-Armudji.

"Seperti di Dinas Kebersihan DKRTH yang memasang lampu setelah ada permintaan dari kubunya Eri-Armudji. Ini tidak fair. Bu Risma sebagai wali kota, sebagai pemimpin harus memberikan contoh yang baik kepada anak buahnya. Jangan malah membiarkan anak buahnya ikut terlibat politik aktif," tegasnya.

Dengan berbagai alasan tersebut, Mat Mochtar maupun Banteng-banteng Ketaton Surabaya melakukan perlawan arogansi Risma yang ingin memecah belah Kota Surabaya.

"Saya tidak melawan PDIP. Tapi saya melawan arogansi Bu Risma. Bu Risma tidak menghargai Pak Tjip (mendiang tokoh senior PDIP Soetjipto). Tidak menghargai Pak Bambang DH. Risma tidak menghargai Bu Mega (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri). Justru yang ingin memecah belah adalah Bu Risma," jelasnya. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO