SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Saat ini dunia memasuki era keterbukaan. Hampir tak ada lagi sekat antar negara dan bangsa. Terlebih di tengah maraknya digitalisasi informasi, seluruh paham dan ajaran dengan mudah diakses lewat gadget. Fakta ini seperti dua mata pisau yang tak bisa dihindari.
Menyikapi kenyataan itu, sejumlah aktivis muda berlatar NU berinisiatif membentuk wadah bersama untuk menghimpun kader-kader berpikiran moderat. Wadah ini diberi nama Gerakan Pemuda Moderat Nusantara atau GPM Nusantara.
BACA JUGA:
- Kofifah Serahkan Buku Konsep 'Jalan Pendidikan Menuju Indonesia Maju 2034' pada Kadisdik Jatim
- Berlangsung Meriah, Pj Gubernur Jatim Berangkatkan Peserta SOMA Nite Run di Kota Mojokerto
- Smartfren Catat Peningkatan Akses Internet Selama Ramadhan hingga Musim Mudik
- May Day Situbondo, Ini 5 Tuntutan Buruh yang Anggap Pemkab Tak Efektif
"Gerakan ini lahir untuk meneguhkan barisan pemuda agar tetap menjaga nilai-nilai moderat di era digital native, yang telah disebutkan dalam al-Qur'an yakni "Ummatan Wasathan," terang Ketua Umum sekaligus deklarator GPM Nusantara, Ahmad Maududi, Jumat (12/3/2021).
Anggota DPRD Jatim sekaligus Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN), Muhamad Fawait mengapresiasi terbentuknya Gerakan Pemuda Moderat Nusantara. Menurut politikus muda Gerindra ini, pemuda harus menjadi kader penggerak di tengah masyarakat.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Chotib Al Qodiri IV ini mengingatkan, Indonesia khususnya Jawa Timur punya bonus demografi. Di mana jumlah penduduk usia produktifnya sangat tunggi. Potensi itu tentu harus salurkan lewat sebuah wadah yang positif dan progresif.
"Bonus demografi harus disikapi oleh pemuda. Sebab pemuda adalah agen perubahan, masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Karena itu, saya mendukung GPM Nusantara sebagai wadah yang bisa menghimpun potensi anak muda," ujar anggota DPRD Jatim dengan perolehan suara terbanyak di Pemilu 2019 tersebut.
Klik Berita Selanjutnya