KPK Cari Sambari Halim, Mantan Bupati Gresik itu Ditemukan Stroke, Istirahat di Rumah Mewah

KPK Cari Sambari Halim, Mantan Bupati Gresik itu Ditemukan Stroke, Istirahat di Rumah Mewah Penyidik KPK sempat mencari Sambari Halim Radianto ke rumahnya di Jalan Awikun Kelurahan Gending Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Ternyata kosong. Tampak para wartawan yang nyanggong penyidik KPK di Jalan Awikun Gresik. foto: ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi () terus bergerak untuk mengusut kasus dugaan korupsi kerja sama investasi antara PDAM Giri Tirta Gresik dengan PT Dewata Bangun Tirta (DBT) dan PT Drupadi Agung Lestari (DAL) pada tahun 2012 senilai Rp 133 miliar.

Kamis (8/4/2021), penyidik lembaga antirasuah mendatangi rumah mantan Bupati Gresik dua periode Sambari Halim Radianto.

Baca Juga: Warga Tak Kesulitan Air saat Kemarau, Pemdes Wadak Kidul Apresiasi Langkah Perumda Giri Tirta

Penyidik sempat mencari Sambari ke rumahnya di Gresik. Tapi ternyata kosong. Setelah mengetahui rumah tinggal eks Bupati Gresik Sambari di Jalan Awikon Kelurahan Gending Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik kosong, kemudian mendatangi rumah Sambari di Kota Surabaya, tepatnya di Perumahan Mulia Residence Block C1, kawasan Kalikepiting, Tambaksari, Surabaya.

(Rumah mantan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto sangat mewah di Perumahan Mulia Residence Block C 1 Surabaya. Di rumah inilah Sambari istirahat. sempat mencari Sambari ke rumahnya di Gresik. Tapi kosong. Foto: ist)

Baca Juga: Jalankan Putusan PN, Kejari Gresik Keluarkan Nur Hasim dari Rutan Banjarsari

Wartawan di Kabupaten Gresik yang mengetahui kabar kalau mendatangi rumah Sambari di Jalan Awikon, Kelurahan Gending, lalu bergegas ke rumah tersebut.

Namun Sambari sedang tak berada di rumah yang terbilang besar dan mewah tersebut. Wartawan pun akhirnya meninggalkan rumah Sambari yang saat itu ditunggu orang kepercayaannya.

Saat tiba di rumah Sambari di Surabaya, tak berhasil menemui langsung mantan Bupati Gresik dua periode tersebut karena masih sakit. Penyidik hanya ditemui salah satu anak Sambari.

Baca Juga: Pembina AJB Dipercaya KPK Beri Ulasan Terkait Integritas Pejabat dan Pelayanan Pemkab Bangkalan

Angga, penjaga rumah Sambari kepada wartawan membenarkan ada 2 petugas yang mendatangi rumah majikannya itu Kamis (8/4/2021), sekitar pukul 10.00-11.00 WIB.

"Iya benar ada . Ada dua orang. Mereka datang dengan naik mobil Toyota Innova warna hitam sekitar pukul 10.00 WIB sampai 11.00 WIB," ungkap Angga.

Kedua petugas , lanjut Angga, saat itu hanya ditemui oleh salah satu anak Sambari. Sebab, menurut Angga, Sambari saat ini tengah menjalani pemulihan setelah kena Covid-19 dan .

Baca Juga: 22 Saksi Ngaku Tak Tau soal Penggunaan Pemotongan Dana Insentif Pegawai BPBD Sidoarjo

"Tadi yang menemui petugas salah satu putra Pak Sambari. Karena melihat kondisi bapak seperti itu, tidak mungkin ngomong sama nulis juga gak bisa. Ya karena pasca (kena) Covid, dan ," ucapnya.

Angga mengaku tak mengetahui petugas datang ingin bertemu majikannya. Ia juga mengaku tak tahu apa yang diperbincangkan antara petugas dengan putra Sambari. "Saya kurang tau ada kasus apa. Saat itu saya tadi pas di luar. Petugas tak bawa apa-apa dari rumah Pak Sambari. Cuma setelah ditemui anaknya terus pergi," beber Angga.

Baca Juga: Kejari Gresik Belum Ungkap Peran 11 Penyedia di Kasus Korupsi Hibah UMKM

Menurut Angga, Sambari tinggal di Surabaya sudah sekitar 2 bulan. Itu dilakukan karena sedang menjalani pemulihan setelah terpapar Covid-19 dan . "Pak Sambari tinggal di sini pasca Covid-19 sekitar 2,5 bulan. Untuk pemulihan karena dekat dengan Rumah Sakit Husada Utama," pungkas Angga.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, saat ini tengah mengusut dugaan korupsi proyek kerja sama investasi senilai total Rp 133 miliar. Meliputi, kerja sama dengan PT Dewata Bangun Tirta (DBT) berupa pembangunan proyek instalasi pengolahan air di Desa Legundi, Kecamatan Driyorejo dengan sistem Build Operate Transfer (BOT) senilai Rp 47 miliar.

Serta, kerja sama dengan PT Drupadi Agung Lestari (DAL) berupa pembangunan proyek rehabilitation operating transfer (ROT) di Desa Krikilan Kecamatan Driyorejo, Gresik senilai Rp 86 miliar. Kedua proyek tersebut terjadi di tahun 2012 dengan masa kerja sama 25 tahun

Baca Juga: Rakor Bersama DPRD, Pjs Bupati: Perkuat Sinergi Turunkan Angka Korupsi di Sidoarjo

sudah memanggil dan minta keterangan puluhan pejabat aktif dan mantan pejabat PDAM Giri Tirta. Antara lain Direktur Utama PDAM Giri Tirta Siti Aminatus Zariyah, Kepala Litbang PDAM, Kabag Perencanaan PDAM, dan Kabag P3T PDAM.

Kemudian, Diretur Teknik (Dirtek) Harisun, Direktur Umum (Dirum) Budi Hartono, dan Mantan Dirtek Crishadi Susanto, mantan Direktur Utama PDAM Giri Tirta Muhammad, serta Imron, Santoso, Patris (Kepala Satuan RNK), dan mantan Direktur Umum PDAM Zakky.

Mereka dimintai keterangan di kantor di Kejaksaan Tinggi (Kejati) dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur. (hud)

Baca Juga: Rugikan Negara Miliaran Rupiah, Masyarakat Minta Kejari Gresik Bongkar Penikmat Korupsi Hibah UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Resmi Dipecat! Novel Baswedan dkk Letakkan Kartu Identitas KPK':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO