PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah Sumenep mengadakan Ekspedisi Abboti di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE). Kegiatan ini berlangsung di Pulau Masakambing, Kecamatan Masalumbu, Kabupaten Sumenep, selama delapan hari.
Tim ini merupakan kolaborasi dari CDK Wilayah Sumenep dan BBKSDA Wil IV Jawa Timur yang mempunyai misi konservasi pengelolaan populasi dan habitat, yaitu upaya pelestarian burung kakak tua melalui kegiatan penghitungan populasi, peningkatan kualitas, dan kuantitas keanekaragaman tegakan, sebagai daya dukung kehidupan serta kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Pembinaan Kelompok Tani Hutan dan Pembentukan PKSM di Pulau Masakambing.
Baca Juga: Jelang Akhir Masa Jabatan Gubernur Jawa Timur, Kemendagri Tunjuk Adhy Karyono Jadi Plh
Kepala CDK Wilayah Sumenep sekaligus sebagai Sekretaris Pengelola KEE Pulau Masakambing, Samsul Muarief, menekankan bahwa pelestarian burung kakak tua yang diikuti dengan program pemberdayaan masyarakat di Pulau Masakambing merupakan amanah langsung dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
"CDK Wilayah Sumenep merupakan salah satu instansi yang mengawali dan melaksanakan program pengelolaan KEE tersebut, wajib diikuti oleh OPD-OPD lain agar segera terjun langsung menyampaikan programnya masing-masing di Pulau Masakambing," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (24/5/2022).
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah populasi burung kakak tua, Sumpena selaku Kasi Konservasi Wil IV BBKSDA menyebut ada 26 ekor burung kakak tua kecil jambul kuning yang sampai saati ini masih ada di Pulau Masakambing, terdapat 5 pohon sarang (3 pohon randu dan 2 di mangrove) serta 4 pohon tidur (pohon kelapa).
Baca Juga: Khofifah Targetkan Pembangunan Hunian Relokasi Korban Banjir Bandang Banyuwangi Selesai 3 Bulan
"Dalam ekspedisi KEE Pulau Masakambing kali ini setiap kegiatan selalu melibatkan berbagai unsur masyarakat seperti pokdarwis, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat dan beberapa pemuda peduli lingkungan yang ada di masyarakat setempat," kata Sumpena.
Mengingat masyarakat lokal sebagai pemegang kendali kepemilikan mayoritas area habitat burung kakak tua, strategi konservasi berbasis masyarakat atau Community-Based Conservation (CBC) menjadi pertimbangan yang selain bertujuan agar burung kakak tua tetap hidup lestari dan dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan manfaat dari segi ekonomi melalui optimalisasi potensi sumber daya alam di sekitarnya.
Dalam rangka mendukung kualitas dan kuantitas keanekaragaman tegakan di Pulau Masakambing, CDK Wilayah Sumenep juga telah memberikan bantuan tanaman buah-buahan secara bertahap, antara lain 400 batang yang terdiri dari jenis Kelengkeng, Rambutan dan Matoa kepada masyarakat, dan telah ditanam pada tahun 2021 yang selanjutnya akan diikuti dengan bantuan bibit 400 batang pada tahun 2022.
Baca Juga: Ini Pesan Gubernur Khofifah saat Istu Hari Subagio Dilantik Jadi Pimpinan DPRD Jatim
Dari hasil evaluasi diperoleh hampir 98 persen tanaman diterima dan dirawat masyarakat serta tumbuh dengan sangat baik. Program bantuan bibit ini merupakan salah satu stimulan agar seluruh elemen masyarakat lebih bersemangat dalam upaya pelestarian ekologi di Pulau Masakambing pada khusysnya.
"Dari sisi pemberdayaan masyarakat CDK Wil Sumenep juga membentuk Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) yang berjumlah 4 orang yang bertugas menjadi fasilitator program kehutanan antara Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dengan masyarakat, serta turut serta dalam pembinaan kelembagaan di KTH setempat," urai Samsul.
Sementara itu Ketua Tim Ekspedisi Abboti #2 sekaligus Kasi RLPM CDK Wil Sumenep, A Katri Atmodjo menambahkan bahwa pada ekspedisi kali ini juga dilaksanakan bimbingan teknis pengelolaan lebah madu jenis Trigona sekaligus memberikan bantuan berupa 5 koloni lebah dan biji-biji tanaman Air Mata Pengantin sebagai salah satu sumber pakan kepada KTH Jambul Kuning.
Baca Juga: RUPS 2023, Bank Jatim Tebar Dividen Senilai Rp816 Miliar
"Kami berharap dengan adanya upaya pelestarian bersinergi antara pemerintah dan masyarakat bisa menambah populasi burung kakak tua jambul kuning di tahun-tahun mendatang. Harapan kita pada tahun 2023 ketersediaan pakan lebah, baik dari tanaman lokal maupun hasil tanaman budidaya menjadi optimal dan selanjutnya Pulau Masakambing bisa dikembangkan menjadi sentra madu untuk wilayah Kecamatan Masalembu," tuturnya.
Keberlangsungan hidup burung kakak tua Kecil Jambul Kuning sub spesies abbotti berada di ambang kepunahan. Habitat terakhir Cacatua sulphurea abbotti sampai saat ini hanya berada di Pulau Masakambing.
Gubernur Khofifah segera menetapkan Pulau Masakambing sebagai KEE melalui Surat Gubernur Jawa Timur Nomor 188/166/KPTS/013/2020 tertanggal 13 April 2020 yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Nomor 188/120/KPTS/013/2021 tentang Pengelola KEE Pulau Masakambing yang beranggotakan OPD-OPD serta lembaga masyarakat yang mempunyai komitmen dalam mendukung pelestarian burung kakak tua dan pembangunan di Pulau Masakambing. (dim/mar)
Baca Juga: Gubernur Khofifah: Gunakan Hak Pilih pada 14 Februari 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News