JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Ternyata ada upaya dari kelompok tertentu agar Pondok Pesantren (PP) Tebuireng yang didirikan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari tidak dilibatkan dan tidak ditempati kegiatan Muktamar NU ke-33 yang akan berlangsung pada 1 hinggga 5 Agustus 2015.
Kelompok anti Pesantren Tebuirerng ini ingin memindahkan acara Muktamar NU di Tebuireng itu ke Pesantren Tarbiyatun Nasyiin milik KH Aziz Manshur yang tak lain Ketua Dewan Syuro Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pesantren Tarbiyatun Nasyiin ini berlokasi di Pacul Gowang Kecamatan Diwek Jombang yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari Pesantren Tebuireng.
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Wacana itu kemudian dikonfirmasikan kepada Bupati Jombang Nyono Suharli. Apa tanggapan sang Bupati? Ia mengaku setuju kegiatan Muktamar di Tebuireng dipindah ke pesantren milik Kiai Aziz Manshur.
“Saya sangat setuju jika tempatnya di Pacul Gowang,” kata Bupati Nyono saat berbincang dengan wartawan usai makan bersama di Kantin Pemkab Jombang, Senin (4/5/2015) siang didampingi sejumlah kepala dinas. Jadi, Pesantren Tebuireng yang didirikan pendiri NU Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari itu maunya tak usah diberi peran dalam Muktamar NU.
“Di Tebuireng banyak mengganggu aktifitas peziarah yang ke makam Gus Dur. Jadi sangat setuju jika dipindah,” tegas Nyono yang juga ketua DPD Golkar Jombang ini seperti dikutip media online lokal.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Sementara untuk pembukaan Muktamar NU, ia setuju di alun-alun Jombang. Ia menyebut, Pemkab Jombang siap berkorban untuk suksesnya Muktamar tersebut.
“Demi NU tidak apalah rusak rumput,” kata Nyono menjawab pertanyaan apakah pembukaan Muktamar di alun-alun tidak merusak rumput hijau yang selama ini dirawat bertahun-tahun.
Pernyataan Bupati Nyono ini tentu menuai protes. Apalagi Pesantren milik Kiai Aziz Manshur itu sangat tidak layak untuk ditempati Muktamar NU dibanding Pesantren Tebuireng. Lokasi pesantren milik Kiai Aziz Manshur itu berada di dalam perkampungan dan untuk menuju ke pesantren tersebut harus melewati jalan kecil. Bahkan tak ada tempat parkirnya.
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
”Bupati Jombang ini gak beres,” kata Abdul Muiz Aziz Mashuri yang akrab dipanggil Gus Muis. Cicit KH Bisri Syansuri Denanyar ini kemudian menunjukkan foto kopi pernyataan keprihatinan yang ditulis Moch Firdaus Zamrony, warga Jombang yang mengeritik sikap Bupati Nyono. Moch Firdaus yang beralamat di Jl Abdur Rachman Saleh, RT 04/RW 01 No 12 Jombang itu mengaku bingung dengan pernyataan Bupati yang setuju acara Muktamar NU di Tebuireng dipindah .
Menurut Gus Muis, banyak kiai dan gus yang menginginkan agar Pesantren Tebuireng bukan hanya ditempati acara Muktamar NU tapi juga agar pembukaan Muktamar NU digelar di Pesantren yang penuh sejarah perjuangan dan pusat NU itu. Tapi, tegas dia, Bupati Jombang Nyono malah ingin meniadakan acara Muktamar NU dari Tebuireng.
”Kan aneh. Kita menginginkan pembukaan Muktamar NU justru ditempatkan di Tebuireng, bukan malah di alun-alun. Karena kalau pembukaan Muktamar NU di alun-alun, nanti ada keputusan alun-alun Jombang. Kalau dulu kan ada keputusan Krapyak, keputusan Lirboyo. Lah ini nanti ada keputusan alun-alun Jombang. Kan lucu,” kata Gus Muis.
Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya
Informasi yang diterima BANGSAONLINE.com, hingga berita ini ditulis Pesantren Tebuireng memang terus dijadikan “anak tiri” dalam Muktamar NU ini. Bila tiga pesantren lainnya yang rencananya ditempati acara Muktamar NU dikabarkan sudah menerima sumbangan dari panitia Muktamar, Pesantren Tebuireng belum sama sekali.
”Gak ada,” kata KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah), Pengasuh Pesantren Tebuireng kepada BANGSAONLINE.com.
”Gak masalah, gak apa-apa,” katanya lagi.
Baca Juga: Satu Abad Nahdlatul Ulama, Eri Cahyadi Ingin Surabaya jadi Tuan Rumah Muktamar NU ke-35
Apa benar Tebuireng tak disumbang oleh panitia Muktamar NU karena menolak lantaran dana itu berasal dari APBD? ”Gak pernah ada pernyataan seperti itu dari yayasan,” kata Gus Solah.
Sementara KH Abdurrahman Usman mengaku mendapat informasi bahwa Panitia Muktamar NU justru mengalokasikan dana kepada Pesantren Madrasatul Qur'an Tebuireng dan Pesantern Tarbiyatun Nasyiin Paculgoang.
”Saya dapat informasi yang dapat sumbangan Pesantren Madrasatul Quran dan Pesantren Pacul Gowang (Kiai Aziz Manshur),” ungkap Kiai Abdurrahman Usman, ustadz senior di Tebuireng. Pesantren Madrasatul Quran adalah pesantren yang letaknya di seberang jalan di depan Pesantren Tebuireng.
Baca Juga: Muktamar NU, Yahya Staquf, Birahi Politik, dan Sandal Tertukar
Menurut Abdurrahman Usman, Pesantren Tebuireng memang bisa dikategorikan sebagai pesantren yang kurang diperhatikan dalam Muktamar NU ke-33 ini.
”Mungkin karena Gus Solah dicalonkan cabang-cabang (PCNU-red) sebagai ketua umum (PBNU-red), “ katanya.
Ia mencontohkan soal penempatan sidang komisi. ”Untuk sidang komisi yang dianggap strategis seperti komisi organisasi ditempatkan di Pesantren Denanyar, sementara di Tebuireng cuma dikasih komisi rekomendasi,” kata Kiai Abdurrahman Usman.
Baca Juga: Ketum PBNU yang Baru Diharapkan Mampu Menjawab Tantangan di Era Globalisasi
Seperti diberitakan, empat pesantren yang bakal ditempati Muktamar NU adalah Pesantren Tebuireng, Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas dan Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan Jombang.
Bupati Jombang Balik Arah
Kemarin (Senin, 11/5/2015) BANGSAONLINE.com mengonfirmasi kepada Bupati Jombang Nyono Suharli soal sikapnya yang setuju memindah kegiatan Muktamar NU dari Pesantren Tebuireng ke Pesantren Tarbiyatun Nasyiin. Ia mengaku pernah memberi pernyataan setuju. Tapi ia kini berbalik arah.
Baca Juga: Sepulang dari Muktamar NU, Ini yang Dilakukan Kiai Asep Saifuddin Chalim
"Kalau secara pribadi saya lebih setuju perhelatan muktamar tetap dilakukan di Pondok Pesantren Tebuieng. Karena disana sejarah NU berdiri," tegas Nyono kepada Adi Susanto, wartawan BANGSAONLINE.com di Jombang yang menemui di ruang kerjanya.
Tentang sikapnya yang setuju lokasi muktamar dari Tebuireng dipindah ke Pacul Gowang sebagaimana termuat di salah satu media online, ia mengatakan ada kekeliruan pendapat yang akhirnya dijadikan senjata untuk mendiskreditkan posisinya selaku tuan rumah.
Nyono menceritakan, isu pemindahan lokasi acara Muktamar NU justru dilontarkan oleh media. Kemudian dirinya mengaku menyetujui usulan tersebut karena alasan santri dan peziarah makam Gus Dur terganggu. Namun ia kembali menegaskan bahwa dirinya lebih memilih acara Muktamar NU tetap di Tebuireng dengan alasan historis. Meski demikian ia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak panitia.
Ia membantah terlibat dalam koflik kepentingan dukung-mendukung calon Rais Am dan ketua umum PBNU. Ia sama sekali tidak ingin masuk ke dalam konflik kepentingan.
Disinggung tentang keinginan sejumlah kiai dan peserta Muktamar NU agar pembukaan muktamar dilakukan di Tebuireng, bukan di alun-alun Jombang, Nyono mengatakan pihaknya hanya mengikuti apa yang menjadi keputusan panitia pelaksana.
Muktamar NU ke 33 akan digelar pada 1 – 5 Agustus 2015 mendatang. Sekitar 5000 peserta akan mengikuti Muktamar NU yang digelar lima tahun sekali ini. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News