Masjid Tertua di China Tak Ditempati Salat, Kenapa? Laporan M Mas'ud Adnan dari Tiongkok (3)

Masjid Tertua di China Tak Ditempati Salat, Kenapa? Laporan M Mas Inilah bagian dalam masjid Al Ashab atau masjid Qingjing di Quangzhou Tiongkok. Tampak M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE di dalam masjid dekat salah satu tiang yang masih sangat kokoh yang lantainya berupa tanah karena lantai yang asli sudah terbenam. Foto: BANGSAONLINE

“Lantainya ada di dalam tanah,” kata Hong Yang yang mengaku sudah 20 tahun bertugas di Masjid Ashab. Hong Yang bukan pemeluk Islam. Ia petugas pemerintah Tiongkok yang secara khusus mengurusi kebudayaan dan peninggalan sejarah.

Masjid kedua yang dibangun di lingkungan Masjid Al Ashab. Letak masjid ini sangat dekat dengan Masjid Al Ashab, sekitar 5 meter. Masjid inj cenderung berdampingan. Hanya saja posisi masjid ini lebih maju ke arah kiblat. Di sebelah kanan masjid ini ada toilet. Di toilet ini para gus mengambil air wudlu yang kemudian salah sunnah di masjid ini. Tampak Muhammad Ghofirin, Sekjen OPOP seusai salat sunnah. Foto: M Mas'ud Adnan/BANGSAONLINE.

Ketika BANGSAONLINE bertanya apakah petugas yang mengelola Masjid Ashab ada yang beragama Islam, dia menjawab ada. “Ya, campuran, imam salatnya beragama Islam,” katanya. Hanya saja kebanyakan pegawai yang mengelola masjid tersebut non muslim.

Tak jauh dari Masjid Ashab dibangun masjid baru. Tapi masih dalam satu kawasan. Masjid ini kecil. Kapasitasnya sekitar 50 orang. “Ini masjid baru,” kata Hong Yang.

Di masjid ini tampak lengkap. Ada sajadah berjejer rapi. Juga ada mimbar khutbah. Kaligrafi Arab mendominasi dinding masjid ini. Tampaknya masjid ini masih ditempati salat. Para Gus itu sempat salat sunnah di masjid kecil itu. Sementara para wisatawan menyaksikan dari luar masjid.

Inilah masjid baru yang konon dibangun Raja Oman. Letak masjid ini tak jauh dari Masjid Al Ashab. Berjarak hanya sekitar 15 atau 20 meter dari Masjid Al Ashab. Masjid inilah yang dipakai untuk salat sehari-hari. Foto: M Mas'ud Adnan/BANGSAONLINE . 

Tak jauh dari dua masjid itu juga dibangun masjid lebih baru lagi. Juga masih dalam satu kawasan.

“Masjid ini dibangun Raja Oman,” tutur Hong Yang. Masjid ini cukup besar. Masjid inilah yang dipakai untuk salat, termasuk salat Jumat.

Masjid ini berkapasitas sekitar 350 orang. Jadi ada tiga masjid di kawasan itu. Namun masih dalam satu pekarangan.

Cukup banyak turis berkunjung ke masjid Ashab. Dan mereka harus beli tiket. Maklum, masjid Ashab sudah menjadi destinasi wisata. HARIAN BANGSA mencermati, turis itu beragam: lokal dan mancanegara, muslim dan non muslim.

“Tapi kalau pengunjung untuk salat di masjid tak perlu beli tiket,” tutur seseorang. (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO