Ketua PDIP Tuding Ahok Licik dan Adu Domba Kader Partainya

Ketua PDIP Tuding Ahok Licik dan Adu Domba Kader Partainya Andreas Hugo Pareira. Foto: Tempo.co.id

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Andreas Hugo Pareira, Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan () menuding Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama () licik dan pragmatis sehingga menganggap partai hanya sebagai kuda tunggangan.

sebenarnya memang tidak membutuhkan partai-partai politik dan konstituen-konstituen parpol,” kata Andreas kepadaTempo via pesan singkat, Ahad, 21 Agustus 2016.

Baca Juga: Hartono dari Fraksi PDIP Resmi Jabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto 2024-2029

Andreas menilai pola perilaku politik mengadu domba dan memecah belah antarkader PDI Perjuangan. Dia juga menilai dengan licik mencoba mengadu domba Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat dengan partainya, PDI Perjuangan.

Menanggapi klaim bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah mendukung dia sebagai calon gubernur, ia mengatakan bahwa dukungan itu disampaikan dalam pertemuan di kantor pusat Perjuangan pada Rabu sore sekitar pukul 16.00 WIB, 17 Agustus 2016.

Kontroversi pun muncul di publik sebab PDI Perjuangan DKI Jakarta menyatakan menolak . Belakangan menganulir pernyataannya dan menyatakan itu pendapat pribadinya.
”Berlindung dibalik ceritanya tentang dukungan dari Ketum ,” kata Andreas.

Baca Juga: Pascaputusan MK, PDIP Gresik Minta Bawaslu Tindak Pejabat dan TNI-Polri Tak Netral di Pilkada 2024

Kemudian menyatakan bahwa kedatangannya ke kantor partai banteng itu hanya untuk meminta izin meminang Djarot menjadi calon wakil gubernur mendampingi dia. bahkan menegaskan, dirinya tak meminta dukungan PDI Perjuangan sebab dukungan tiga partai sebelumnya sudah cukup. "Saya enggak minta (gabung), loh. Saya minta Djarot mau enggak ikut saya jadi wakil." kata di Balai Kota DKI, Jumat, 19 Agustus 2016.

Pernyataan itu dibantah oleh Andreas. Menurut dia, dalam pertemuan yang juga dihadiri para petinggi partai itu meminta dukungan PDI Perjuangan. “Saya tahu pembicaraannya,” ujarnya.

Andreas yang juga Ketua Perjuangan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat mengatakan, semakin jelas terlihat perilaku dalam mencapai kekuasaan. melihat partai politik hanya sebagai kuda tunggangan untuk mencapai tujuan, yakni berkuasa di DKI Jakarta.

Dia juga berpendapat bahwa cara berpikir sangat pragmatis, semua cara bisa digunakan. “Entah itu Teman , entah itu parpol atau apapun alat yang digunakan yang penting adalah dia berkuasa.” Setelah berkuasa, Andreas melanjutkan, akan dengan mudah mencampakkan alat itu jika dirasa tidak lagi bermanfaat.

Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap

Penilaian Andreas itu berdasarkan fakta bahwa karir politik yang “loncat” dari satu partai ke partai lainnya. memulai dengan bergabung di Partai Indonesia Baru yang mengantarkan dia menjadi Bupati Belitung Timur. lalu berpindah ke kapal Partai Golkar untuk menjadi anggota DPR RI 2009-2014. Kemudian pada 2012, dia hengkang dari DPR dan Golkar ke Partai Gerakan Indonesia raya (Gerindra) untuk menjadi Wakil Gubernur DKI mendampingi Gubernur Joko Widodo.

“Ketika terpilih menjadi wakil gubernur, meninggalkan Gerindra,” ucap Andreas.

Andreas menuturkan, kini menjelang Pemilihan Gubernur 2017 membentuk tim sukses bernama Teman agar bisa maju via jalur perseorangan. Lewat Teman , diklaim bisa mengumpulkan 1 juta KTP dukungan. Tak sampai bereksperimen di jalur perseorangan, banting setir ke jalur parpol dengan dukungan Partai NasDem, Partai Hanura, dan Golkar.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Sampaikan Bela Sungkawa Atas Wafatnya Agus Sunoto Imam Mahmudi

Sekarang, kembali mendekati PDI Perjuangan yang setia mendukung dia sejak 2012. Tapi, kata Andreas, dengan memainkan politik memecah belah.

Dengan track record loyalitasnya yang buruk dan political tricky yang sangat licin, menurut Andreas, bukan hanya PDI Perjuangan yang perlu berpikir ulang untuk mengusung . Partai-partai yang sudah mendukung dia pun perlu berpikir lagi untuk dukungannya kepada . “Itu kalau tidak hendak menjadi korban pragmatisme ,” kata Andreas.

Sumber: Tempo.co

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kembalikan Formulir Bacabup ke PDIP Situbondo, Rio Patennang Berharap Wakilnya dari PDIP':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO