Google Tak Mau Bayar Pajak, Masyarakat Diminta Buat Konten Kepentingan Nasional‎

Google Tak Mau Bayar Pajak, Masyarakat Diminta Buat Konten Kepentingan Nasional‎

Pada kesempatan tersebut, narasumber yang lain, Akhyari Haryanto, founder Good News From Indonesia menegaskan pengakses internet di Indonesia cukup tinggi dan trafiknya terus naik setiap harinya. Terlebih didukung oleh smartphone yang memudahkan pengguna mengakses internet. Fleksibilitas akses inilah sehingga internet saat ini menjadi jalan bagi tersendiri dalm setiap model informasi baik teks, audio hingga video. Baik informasi live maupun tidak.

Berbicara literasi digital, ‎Direktur Eksekutif KOMUNIKONTEN meminta penyedia layanan over the top melakukan filter konten, agar tidak ada muatan yang bertentangan dengan Pancasila, UU 1945, atau muatan lain yang mengancam kerusuhan di Indonesia, dan mengancam keutuhan NKRI. Pasalnya, konten itu akan menambah merugikan Indonesia.

"Ini bisa jadi merugikan bagi kita sendiri. Kenapa, karena di saat Google tidak mau membayar pajak kepada negara. Justru konten negatif tentang Indonesia bisa di konsumsi oleh mereka untuk ‎kepentingan lain," tuturnya.

Hariqo menambahkan, persoalan ini harus dicermati agar masyarakat bisa menyadari bahwa media sosial harus bisa digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan nasional. Pasalnya, dengan banyaknya orang yang membuat konten yang positif maka secara tidak langsung negara akan diuntungkan. ‎

‎"Semakin banyak konten positif yang diupload di internet menunjukan semakin kreatif suatu bangsa. Karenanya generasi muda Indonesia tidak boleh hanya sekadar bisa copy-paste, downloader, tapi juga uploader," jelasnya. ‎(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Ikuti Google Maps, Mobil Pikap di Blitar Dilewatkan Jembatan Bambu, Nyaris Terporosok':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO