Jadi Koordinator Pengikut Dimas Kanjeng di Situbondo, Ismail Diculik Kemudian Dibunuh

Jadi Koordinator Pengikut Dimas Kanjeng di Situbondo, Ismail Diculik Kemudian Dibunuh Bibi Resemjan, istri Ismail Hidayah salah satu korban pembunuhan yang diduga dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. foto: HADI PRAYITNO/ BANGSAONLINE

Kuat dugaan pengikut Kanjeng Dimas lainnya Ismail Hidayat, warga Situbondo yang mayatnya ditemukan di sebuah hutan di Desa Tegalsono, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo juga dibunuh oleh pelaku yang sama, yaitu Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Pada Rabu (28/9) Dimas Kanjeng mulai menjalani pemeriksaan di Polda Jatim.

Sementara Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Agus Riyanto mengimbau kepada masyarakat agar tidak tertipu modus penggandaan uang berkedok agama seperti kasus di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Menurut Agus, saat ini banyak pihak yang melakukan upaya-upaya untuk mencari keuntungan sendiri, dengan berbagai modus dan motif.

"Ada orang mengaku bisa melipatgandakan uang dengan kedok agama, kita harap untuk tidak dipercaya apalagi kita tidak tahu siapa dia. Jadi kalau ada orang yang bisa melipatgandakan uang dan dalam waktu yang singkat itu bohong," ujar Agus di Mabes Polri Jakarta Selatan, Kamis (29/9).

Jenderal bintang satu ini menegaskan bila masyarakat mendapatkan orang yang mengaku bisa menggandakan uang, agar segera melapor ke polisi.

"Bila menemukan, baik mengalami (jadi korban) atau mengetahui orang lain yang ingin melakukan penipuan, segera melapor kepada kepolisian untuk kita telusuri, kita dalami, dan akan kita proses. Karena ini merusak perekonomian bangsa," tandasnya.

Hingga kemarin, Taat Pribadi masih diperiksa intensif oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Jatim. Taat Pribadi dimintai keterangan terkait kasus dugaan penipuan dan penggelapan uang atau penggandaan uang yang dilakukannya. Polisi menduga korban penipuan Taat bisa mencapai ratusan orang.

Menurut Kasubdit I Kamneg Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Cecep Ibrahim, sejumlah orang masih banyak bertahan di sekitar padepokan karena menjadi korban penipuan atau penggandaan uang yang dilakukan Taat Pribadi.

"Di mana, dalam penyetoran uang itu nantinya akan ada yang mengkoordinir sebagai bentuk mahar. Dan, nantinya akan dilipatkan sesuai dengan permintaan si penyetor uang (korban penipuan)," terang AKBP Cecep Ibrahim.

"Modelnya penipuan ataupun penggandaan uang ini seperti MLM, mengajak satu orang, kemudian satunya mengajak orang lagi hingga banyak dan nantinya akan dijanjikan mendapatkan uang dua kali hingga tiga kali lipat," pungkasnya. (stb1/had/lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO