MALANG, BANGSAONLINE.com - Setyo Aldi (13), warga Jl. KH. Malik Dalam, Dusun Baran, RT 4 RW 7, Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, mengalami kelumpuhan pada kaki sisi kiri, tepatnya bagian bawah lutut. Ini terjadi pasca dilakukan operasi dua kali di RS Saiful Anwar, akibat patah tulang pada bawah lutut. Patah tulang itu didapatnya setelah jatuh dari sepeda motor.
Menurut keterangan sementara dari pihak dokter dan RS Saiful Anwar, pembuluh darah pada seputaran lutut bocah SMP itu putus, sehingga mesti di amputasi.
Baca Juga: Polisi Selidiki Dugaan Malapraktik Bayi Lahir dengan Kepala Terpisah di Bangkalan
Slamet (40), orang tua dari Setyo Aldi, Kamis (10/11), saat ditemui awak media di rumahnya menceritakan, bahwa musibah ini terjadi pada hari Jumat, 10 Juni 2016 lalu.
"Anak kami ini (Setyo Aldi) usai sholat Jumat, duduk di atas sepeda motor, Kemungkinan kondisi sepeda motor tersebut sepertinya tidak pada posisi yang aman dan layak diduduki sehingga jatuh dan sepeda motornya menimpa anak kami," cerita Slamet.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Slamet akhirnya membawa anaknya ke Puskemas Kedungkandang. Namun oleh Puskesmas langsung disarankan ke RSUD Kota Malang.
Baca Juga: Soal Dugaan Malapraktik Bayi Lahir Kepala Terpisah, ini Pernyataan Kadinkes Bangkalan
"Tidak selang berapa lama, setelah mendapatkan penanganan sementara, mengingat peralatan tidak memadai, akhirnya anak kami dirujuk ke RSU Dr.Saiful Anwar," cerita Slamet, seraya menunjukkan hasil foto rontgen kaki anaknya.
Slamet menegaskan, bahwa sebelum dilakukan operasi, kondisi kaki anaknya masih bisa bergerak dan masih ada rasa. "Namun anehnya, pasca menjalani masa operasi beberapa hari berikutnya, kondisi kaki anak kami, khususnya bagian kukunya, kok langsung membiru mengarah pada warna kehitaman. Tidak sampai di situ saja, pasca operasi kedua kalinya, malah makin membusuk kaki sisi kiri, bahkan mengalami mati rasa," papar pria yang sehari-harinya beraktivitas sebagai cleaning service di PT. Telkom ini.
"Dan kata dokter waktu itu, alasannya ada pembuluh darah yang putus. Akan tetapi, siapa nama dokter yang menangani tersebut, kami kurang paham. Dan selain dari itu, pihak dokter yang menanganinya, menyarankan kepada kami agar dilakukan amputasi saja, sewaktu pasca operasi kali pertama," ujar Slamet dengan lirih.
Baca Juga: Dugaan Malapraktik, RS Prasetya Husada Malang Klaim Penanganan Pasien Sudah Sesuai SOP
Atas peristiwa yang menimpa anaknya, Slamet berharap ada tanggung jawab dan keadilan dari pihak rumah sakit. "Hal ini kami limpahkan sepenuhnya ke pihak LSM Ujung Aspal, perihal pelaporan atau pendampingan terhadap permasalahan kami ini. Dan kami pun sudah mengadukan kepada pihak DPRD Kota Malang, dalam hal ini ditemui oleh Komisi D DPRD Kota Malang, yakni Imam Fauzi."
"Dan kami diperintahkan untuk segera membuat laporan kronoligisnya, supaya secepatnya ditindaklanjuti oleh DPRD," tandas Slamet.
Terpisah Titik Intiyas H, Kasubag Humas RS Saiful Anwar, saat dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan dari keluarga Setyo Aldi. "(Kami) masih akan melakukan pencarian dan penelusuran rekam medisnya seperti apa dan bagaimana rekam medisnya. Dan rencananya akan melakukan penjelasan lewat bagian pelayan medis, besok Jumat (11/11)," ucap Titik saat ditemui di ruang kerjanya. (iwa/thu/rev)
Baca Juga: Bupati Malang Tekankan Kualitas Kesehatan dan Pendidikan Lebih Baik Lagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News