LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Aksi penolakan alat berat oleh penambang pasir tradisional kembali terjadi di Lumajang. Kali ini aksi penolakan tersebut dilakukan oleh warga Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Jum'at (05/01) siang. Sebelumnya, aksi penolakan juga dilakukan warga Desa Pandanarum, Kecamatan Tempeh.
Para penambang tradisional yang menggantungkan mata pencaharian dari pasir, menolak keberadaan alat berat. Dari pantauan media ini, ratusan warga setempat mengusir alat berat milik PT. Lumajang Jaya Sejahtera (LJS) yang baru beroperasi di area tambang di kawasan daerah aliran Semeru tepatnya di Sungai Lepak.
Baca Juga: Satu Korban Tanah Longsor Tambang Pasir Lumajang Ditemukan, BPBD Hentikan Pencarian Sementara
Warga menganggap keberadaan alat berat tersebut telah mengganggu karena dapat mematikan mata pencaharian mereka sebagai penambang tradisional.
Terlihat, warga yang dalam kondisi emosi langsung mendatangi lokasi tambang milik LJS. Sebanyak empat alat berat yang sedang beroperasi diminta untuk meninggalkan area tambang. Karena banyaknya warga yang memprotes, maka operator alat berat terpaksa menuruti kemauan warga.
Menurut Slamet, salah satu warga setempat, bahwa pemilik izin tambang selama ini belum melakukan komunikasi sepenuhnya kepada semua warga. "Tiba-tiba ada alat berat melakukan penambangan pasir di sungai tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu," ujarnya.
Baca Juga: Tak Mau Terjadi Salim Kancil Jilid 2, Polres Lumajang Obrak Penambal Ilegal di Pantai Watu Pecak
Meski demikian, Slamet sempat mendengar bahwa pihak perusahaan telah melakukan sosialisasi. Namun hanya sebatas kepada orang-orang tertentu saja. "Kami menolak adanya penambang yang menggunakan alat berat, karena mengganggu pekerjaan kami sebagai penambang tradisional," tegas dia.
Slamet beserta puluhan warga lainnya selama ini menggantungkan hidup dari muntahan Gunung Semeru berupa pasir. "Ini masalah perut, kami menolak adanya alat berat," tegasnya kembali.
Di lain pihak, pemilik izin tambang PT. Lumajang Jaya Sejahtera mengklaim pihaknya telah melakukan sosialisasi dengan mengundang warga sekitar yang berprofesi sebagai penambang tradisional.
Baca Juga: Gejolak Jalur Pasir Desa Jugosari, Kapolres dan Bupati Lumajang Turun Langsung Netralisir Warga
"Sudah melakukan sosialisasi kepada semua warga. Namun, saat ada pertemuan sosialisasi, warga banyak yang tidak hadir sehingga informasi yang didapat hanya sepotong-potong," ungkap Manager Operasional PT. LJS, Fery Efendi kepada sejumlah awak media.
Ia berjanji akan kembali melalukan komunikasi dengan warga sehingga konflik tersebut tidak berkepanjangan. (ron/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News